A. Identitas Buku
Judul Buku : Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan pasal 12-34
Penulis : I.J. Cairns.
Kota : Jakarta
Penerbit : BPK Gunung Mulia
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Halaman : 410 halaman
B. Isi
ULANGAN 26:16-28:68 “PIDATO MUSA II (KELANJUTAN TAHAP KEDUA YANG
JUGA BERBENTUK PENGESAHAN PERJANJIAN”
26:16-19: Formulir Pengesahan Perjanjian
Dari segi
peninjauan, 26:16-19 dapat dianggap sebagai kata penutup terhadap uraian
kodeks, formulir pengesahan perjanjian, atau penutup pidato Musa yang ke-2.
Istilah
menerima janji dari pada Tuhan secara harfiah dapat diterjemahkan dengan
“engkau telah mneyebabkan Tuhan berkata”. Istilah tersebut jika dipakai
mengenai hubungan antara manusia, berarti menyumpahi.
Kesetiaan
Tuhan tidak dapat diragukan, karena Dialah yang mengambil inisiatif dalam
mendirikan perjanjian, sehingga perjannjian itu merupakan pemberian anugerah
Tuhan.
RENUNGAN XXXIV
(26:16-19)
Tiga
istilah yang terdapat dalam perikop ini, yaitu: “Pada Hari Ini”, maksudnya
bukan hannya umat pada masa lalu itu yang diajak mengingat kepada hubungan
perjanjian yang dikatakan mengikat umat itu, bahkan Tuhan sendiri.
27:1-8:
Batu Peringatan dan Mezbah di Gunung Ebal
Pasal 27:1-8
merupakanfragmen tradisi yang tersendiri. Ayat 1-8 sendiri tidak merupakan
kesatuan, karena ternyata ay. 8 berkaitan dengan ay. 4, yaitu tentang penulisan
salinan tr diatas batu-batu besar, sedangkan ay. 5-7 menyinggung masalah
lain, yaitu pembuatan mezbah dan batu-batu alam yang tidak terpahat.
27:154-26:
Kedua Belas Ucapan Kutuk
Rumusan yang terdiri
dari 12 ucapan kutuk ini lazimnya dikenal oleh para ahli sebagai “Dodeka Sikhem”.
Kata kunci dalam perikop ini yaitu “terkutuklah”, yang dalam bahasa Ibrani,
yaitu arr. kata arr digunakan berdampingan dengan kata “qellh”, untuk menunjukkan isi malapetaka yang menimpa pelanggar
hukum perjanjian.
RENUNGAN
XXXV (27:1-26)
Keseluruhan pasal 27,
merupakan saksi tentang kesinambungan ibadat dengan Tuhan, meskipun tata ibadat
ternyata berubah-ubah dari waktu ke waktu. Namun, inti ibadat, yakni keinsafan
akan keagungan Tuhan, kesadaran akan anugerah-Nya, sikap syukur, berserah, taat
kepada-Nya, tidak berubah dari zaman ke zaman.
Diantara seluk beluk
ibadat di Sikhem yang silih berganti itu, ada tihga unsur yang tetap, dan tidak
berubah, yaitu unsur kesaksian, unsur keseriusan, dan unsur kesukariaan.
RENUNGAN
XXXVI (28:1-68)
Pasal 28 menekankan
betapa seriusnya tuntutan firman Tuhan terhadap umat-Nya, dimana ada sebab dan
akibat yang terjadi, seperti, ketaatan pasti akan disertai dengan berkat,
sedangkan pemberontakan pasti mendatangkan kutuk.
Mengabdi kepada Tuhan memanglah terkadang menuntut pengorbanan, namun berkat-Nya ialah hiidup yang berlimpah-limpah berkat, sedangkan mengabdi kepada instansi lain secara tidak langsung mendatangkan kesenangan yang bersifat sementara, hingga pada akhirnya membawa kepada kekecewaan dan kesesatan.
0 Komentar