Ringkasan Buku Tafsir Alkitab: Kitab Ulangan Pasal 12-34 (31-34)

 A.    Identitas Buku                

Judul Buku                      : Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan pasal 12-34

Penulis                              : I.J. Cairns.

Kota                                  : Jakarta

Penerbit                            : BPK Gunung Mulia

Tahun Terbit                   : 2015

Jumlah Halaman             : 410 halaman

B.    Isi

ULANGAN 31

JABATAN BERALIH KEPADA PEMIMPIN BARU

Bagian 1 dari pasal ini, merupakan lapis dasar pasal 31, dimana mengandung bahan tradisi yang mirip dengan Kel. 24:3-8, yaitu tentang penaskahan dan pengesahan perjanjian. Namun, ay. 1,9-29, tidak merupakan suatu kesatuan asli, melainkan memperlihatkan beberapa ketidakseragaman, karena ada sebagian yang berbentuk tunggal, dan berbentuk jamak, kata-kata yang diulangi, nada ayat sebelumnnya yang optimis, diganti nada yang pesimis pada ayat yang selanjutnya.

 

RENUNGAN XXXIX (31:1-30)

Suatu aspek yang menarik dalam uraian pasal 31, ialah pennggambaran tabiat Musa sebagai pengabdi Tuhan yang setia, dimana hal tersebut merupakan suatu teladan yang harus di contohi oleh para penatua, pendeta, dan pemimpin-pemimpin lainnya di geraja.

 

ULANGAN 32: NYANYIAN MUSA

Ditinjau dari segi pergolongan bahannya sebagai jenis sastra, nyanyian Musa itu ditafsir oleh beberapa ahli penafsir modern, dianggap sebagai percampuran berbagai tradisi, yang namun  demikian berakar dalam tradisi “sengketa hukum perjanjian” “ribh-perjanjian”.

 

RENUNGAN XL (32:1-43)

Renungan yang terbaik dalam isi nyanyian dalam pasal ini, tidak lain adalah nyanyian itu sendiri.

Ada tiga tradisi dalam kitab Ulangan tentang ajal/kematian Musa, yaitu:

a.       Tradisi YE, yang menggambarkan kematian Musa sebagai penutup yang wajar atas masa pelayanan yang panjang dan yang penuh berkat

b.      Tradisi Deuteronomis, yang menekankan bahwa meskipun Musa sendiri tidak bersalah, namun dia mati di luar tanah perjanjian (negeri yang dijanjikan itu) sebagai wakil dan pengganti umat pemberontak

c.       Tradisi Imamat, yang bernadakan bahwa kematian Musa di luar negeri yang dijanjikan itu merupakan penghukuman Tuhan atas kesalahan Musa pribadi, yaitu dia pernah melampaui batas-batas petunjuk yang Tuhan berikan kepadanya.

 

ULANGAN 33: BERKAT MUSA KEPADA SUKU-SUKU ISRAEL

Dalam tradisi ABD kuno, berkat yang diucapkan oleh kepala marga menjelang saat kematiannya merupakan rumus yang penuh kuasa. Berkat itu meneruskan mandat kepemimpinan kepada anak yang dituju, dan menentukan masa depan marga itu.

Musa diagungkan bersama-sama dengan para patriakh sebagai nenek moyang, dan bahkan sebagai pendiri kestauan Israel yang terdiri dari ke-12 suku itu. Musa merupakan hamba Tuhan, oleh sebab itu berkat yang dia sampaikan hampir sama dengan berkat Tuhan sendiri.

 

RENUNGAN XLI (33:1-29)

Karangan yang umumnya diakui sejak zaman kuno ini memmberi gambaran yang idealis tentang bagaimana seharusnya umat yang “bhinneka tunggal ika” itu hidup dalam kerukunan di bawah bimbingan Tuhan. Sangat mungkin bahwa karangan kuno ini diberi tempat di bagian penutupp Kitab Ulangan, sebagai tanda bahwa ideal yang terkandung di dalamnya memang harus dipertahankan melalui segala kekusutan sejarah yangbakal atau sudah dialami oelh umat Tuhan.

Rantai berkat yang menjadi inti Ul. 33 muncul sebagai ucapan Musa, “abdi Allah’. Begitu eratnya hubungan Musa dengan Tuhan berarti bahwa berkat itu praktisnya berlaku sebagai berkat Tuhan sendiri.

Seperti halnya pada zaman dulu, berkat beraneka ragam yang Dia berikan masih merupakan pembekalan yang sempurna, berhadapan dengan situasimdi mana umat-Nya berada..

 

ULANGAN 34: “KEMATIAN MUSA”

Pasal penutup kitab Ulangan ini tersusun dari bahan yang berasal dari beberapa sumber. Baik itu dari sumber Imamat, Deuteronomistis, pasca-Deuteronomistis.

 

RENUNGAN XLII (34:1-12)

Kematian Musa memfokuskan perhatian bukan kepada pribadinya, melainkan kepada karya Tuhan.

Tugu peringatannya yang tepat, ialah bahwa umatnya berbuat seperti yang tercantum di dalam ayat-ayat ini, yaitu sesudah diadakan pelayatan yang wajar, mereka meneruskan pekerjaanya dengan penuh iman dan ketabahan. Mereka bertekad melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepada Musa. Itulah cara penghormatan kepadanya yang paling sesuai dengan jasa dan kepribadian Musa sendiri.

Pengarang yang memberi penilaian terakhir mengenal Musa ini, menuliskannya barangkali 600 tahun sesudah kematian Musa. Dia menyimpulkan bahwa tidak ada lagi nabi yang bangkit di Israel seperti Musa, yang begitu kenal, muka menghadap muka (panim el panim).

 

 

 

 

 

A.    BERKAT

Berkat yang saya terima setelah membaca buku “Kitab Ulangan” pasal 12-34 ini, yiatu dimana mengetahui lebih rinci tentang bagaimana penafsiran Kitab Ulangan, sebab selama ini saya masih salah dalam menafsirkan ayat dalam Kitab Ulangan tersebut.

Saya diberkati dengan isi-isi yang mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dimana contohnya mengharuskan setiap umat Tuhan, harus saling tolong-menolong dan saling menghargai satu sama lain.

Mengetahui hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dalam memberi persembahan, dan tata cara ibadah yang benar.

 

B.     APLIKASI

Aplikasi yang dapat saya ambil, yaitu dimana saya akan lebih lagi belajar dalam memahami Alkitab, dan bukan hanya membaca tetapi saya akan berusaha untuk melakukan hal-hal yang diharuskan, atau perintah yang Tuhan berikan.

 

C.    KUTIPAN TERBAIK

a.      Ibadat membentuk iman kepercayaan dan iman kepercayaan membentuk perilaku (hal.25).

b.      Jika larangan yang disebut dalam 23:17 sudah diindahkan, dengan sendirinya tidak ada warga Israel yang menerima uang dari sumber-sumber najis itu, sehingga selanjutnya uang itu dapat dipersembahkan dalam bait suci (hal.192).

Mengabdi kepada Tuhan memanglah terkadang-kadang menuntut pengorbanan, namun pahalanya ialah hidup yang berlimpah-limpah. Mengabdi kepada instansi lain lazim mendatangkan kesenangan sementara, namun akhirnya mengantar kepada kekecewaan dan kesesatan (hal. 301).

Posting Komentar

0 Komentar