BAB III
SURVEI KITAB AMOS
A. Nama
Kitab
Amos
(sAm[')
berarti pemikul beban, penanggung beban dan Tuhan yang
menegakkan
dan memikulnya.
Amos
adalah seorang nabi di Israel pada abad ke 8 sM. Tidak ada yang dapat diketahui
mengenai Nabi Amos di luar tulisannya.
Nama
Amos berarti “beban”. Ia penduduk Tekoa wilayah Yehuda, yang terletak kira-kira
16 Km sebelah selatan Yerusalem dan 6 Km sebelah selatan Bethlehem.[1]
Amos
adalah seorang peternak domba dan pemungut buah ara hutan (1:1; 7:14-150. Pohon
ara tumbuh di lembah Yordan dan di daerah Oases yang letaknya 30-40 km dari Tekoa.
Dalam
bahasa Ibrani dipakai kata “noked” dqen berarti “peternak” maupun “pemilik
ternak” (II Raj. 3:4). Tetapi menurut 7:14-15, Amos sendiri yang menggembalakan
domba-dombanya dan ini bukan ciri “pemilik atau peternak.
B. Kepenulisan
Kitab
Amos secara tradisional di anggap telah ditulis pada pertengahan atau akhir
masa pemerintahan Yerobeam II (sekitar 760 sM). Penyelidikan sejarah dan
perhitungan kronologis mendorong tanggal penulisan nubuat Amos yaitu lebih
dekat ke tahun 750-748 sM, beberapa saat menjelang kematian Yerobeam.
Pernyataan tersebut didasari pada indikasi bahwa kejadian-kejadian sejarah yang
disinggung secara tidak langsung di dalam Kitab Amos menggambarkan saat Israel
yang mendukung Asyur sedang diserang oleh suatu koalisi Siro Palestina yang
anti-Asyur.[2]
a.
Penulis
Tradisi Yahudi
maupun Kristen meyakini bahwa kitab ini ditulis oleh Amos. Nama “Amos” muncul 7
kali dalam kitab ini (1:1;7:8, 10, 11, 12, 14; 8:2). Beberapa teks secara
eksplisit menampilkan Amos sebagai penerima wahyu dari Allah (1:1; 7:8) atau
orang yang diutus untuk menyampaikan nubuat (7:12-13,
15). Keterangan “dua tahun sebelum gempa bumi” di pasal 1:1 memberi
petunjuk yang kuat.
Tentang
rentang waktu antara pelayanan Amos dan penulisan kitab. Amos melayani
sebelum gempa bumi terjadi, namun ia baru menuliskan nubuat 3/7 tersebut
setelah peristiwa gempa bumi terjadi. Bencana alam ini mungkin telah menjadi
faktor pendorong bagi Amos untuk menulis kitab ini, sebab dalam pemberitaannya
ia melihat bencana alam sebagai bagian dari hukuman Tuhan (9:1-5).[3]
b.
Genre
Gambaran
penggembalaan dari berbagai ilustrasi, metafora-metafora, dan
pertanyaan-pertanyaan retorika memperlihatkan akar pedesaan sang nabi (3:3-8,
12; 6:11-14). Akhirnya, bagian-bagian yang berisi nyanyian dari kitab ini
(5:1-2) bersamaan dengan tiga ucapan berkat (4:13; 5:8-9; 9:5-6) memberikan
indikasi kalau Amos mempunyai beberapa kemampuan di bidang puisi dan music atau
bahwa ia meminjam dari nyanyian-nyanyian yang sudah sangat dikenal.
Struktur
yang luas dari kitab Amos meliputi empat bagian dasar:
1.
Delapan
ucapan Ilahi terhadap bangsa-bangsa (1:3-2:16)
2.
Lima
perkataan nubuat (3-6)
3.
Pengaruh
dari lima penglihatan nubuat (7:1-9:10)
4.
Epilog
berupa janji berkat dan pembaruan untuk Israel (9:11-15).
Struktur khas Kitab
ini, yaitu dimana memasukkan pemakaian yang luas dari macam-macam bentuk ucapan
nubuat, pengulangan kata-kata dan ungkapan-ungkapan dan susunan sastra yang
dibakukan.
Sisa dari kitab Amos
mengikuti pola khas dari para nabi prapembuangan, yaitu: ucapan-ucapan ilahi
tambahan yang mengandung kecaman, ajaran, nasihat, sebuah panggilan untuk
bertobat, dan sebuah janji pemulihan di masa yang akan datang bagi sisa bangsa
Yahudi yang setia. [4]
Amos tentunya seorang
pemberani, khotbahnya langsung pada sasaran. Ia tidak pernah berpura-pura
dengan kata-katanya, bahkan waktu berdebat dengan seorang imam (Am. 7:17).
Nubuatnya penuh dengan penghakiman dan kebinasaan. Ia menggambarkan Allah
sebagai seekor singa yang mengaum-ngaum. Secara keseluruhan, ada saat-saat
kelembutan di dalam nubuatnya dan kitab ini diakhiri dengan suatu pesan
pengharapan.[5]
c.
Waktu & Tempat Kepenulisan
Amos
menandai waktu khotbahnya dengan dua tahun sebelum gampa bumi. Gempa bumi itu
merupakan suatu peristiwa bersejarah yang penting (Am. 8:8; 9:5; bdg. Zak.
14:5), tetapi waktunya yang tepat tidak dapat dilacak. Waktunya mungkin sekitar
tahun 760 sM. Dua orang raja disebutkan, yaitu Uzia yang memerintah dari tahun
783-742 sM dan Yerobeam II dari tahun 786-746 sM.[6]
d.
Alamat/Tujuan Pembaca
Amos
berkhotbah kepada suatu masyarakat yang belum pernah mengalami keadaan sebaik
itu.
·
Masa
damai. Kerajaan Asyur yang penuh kuasa dipimpin oleh penguasa-penguasa yang
lemah, sehingga Israel dibiarkan begitu saja.
·
Masa
kemakmuran. Perdagangan maju dan untuk beberapa waktu Israel cukup makmur.
Kekayaan tidak dibagi rata dalam masyarakat. si kaya bertambah kaya, sedangkan
si miskin bukan hanya bertambah miskin, tetaapi dengan sengaja ditindas oleh si
kaya. Pada waktu yang bersamaan mereka mulai melupakan Allah dalam kehidupan
mereka. mereka tetap menampilkan sikap beragama mereka, tetapi semua itu tidak
berarti apa-apa bagi mereka.
C. Tema
& Tujuan Penulisan Kitab
a.
Tema
“Keadilan
Sosial”
Amos
menegur Israel karena ketidakmampuan mereka untuk berbuat jujur (3:10). Nabi
menegaskan aspek-aspek internal dari hubungan perjanjian dengan Yahweh,
termasuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan menaati hukum-hukum-Nya.
Pengajaran
Amos memberikan sebuah ilustrasi Perjanjian Lama yang berguna mengani konsep
pelayanan sosial dan aksi sosial, yang merupakan komponen penting dari
perhatian sosial Kristen yang sejati.
Perhatian Sosial
Dalam Pengajaran Amos |
|
Pelayanan Sosial |
Aksi Sosial |
Meringankan
kekurangan manusia (5:12) |
Menyingkirkan
penyebab-penyebab kekurangan manusia (8:4-6) |
Kegiatan
kemanusiaan (4:5; 6:4-7) |
Kegiatan
politik dan ekonomi (5:10-11, 15) |
Melayani
perseorangan/keluarga (4:1; 5:6-7) |
Mengubah
struktur masyarakat (4:4-5; 7:7-9) |
Perbuatan-perbuatan
belas kasihan (4:1; 6:4-7) |
Mencari
keadilan (2:6-8; 5:7,
24; 6:12) |
b.
Tujuan & Pesan
Kemurtadan
di dalam agama, kejatuhan moral dan sosial, serta kemerosotan politik kerajaan
uata menyebabkan Allah mengutus Amos dari Yehuda untuk menyeberangi perbataasan
dan bernubuat di Betel dari Israel. Berita dasar dari pengkkhotbh gembala ini
kepada Yerobeam II dan Israel adalah bahwa kesudahan telah tiba bagi umat-Ku
(bdg. 8:2)
Pesan-pesan
dalam kitab Amos yaitu:[7]
1.
Amos
mencela dosa Israel dan meramalkan malapetaka nasional dengan maksud
megingatkan umat itu mengenai akibat-akibat dari ketidaktaatan terhadap perjanjian
(2:6-16).
2.
Amos
menyalahkan perbuatan-perbuatan tertentu dari ketidakadilan sosial dan
kemunafikan beragama (3:1-6:14).
3.
Amos
mengaitkan lima penglihatan yang dialaminya, yang kesemuanya berhubungan dengan
hukuman dan murka Allah atas Israel (7:1-9:4).
4.
Amos
mengakhiri pelayanannya kepada Israel dengan janji mengenai pemulihan dan
berkat mesianis (9:5-15).
Pesan lain yang terdapat dalam Kitab
Amos, yaitu:[8]
1.
Allah
menghakimi bangsa-bangsa yang berdosa
a.
Allah
mempunyai hak untuk menghakimi seluruh bangsa di dunia, tidak hanya bangsa
pilihan-Nya, oleh karena Dia adalah Sang Pencipta (Am. 1:3-2:3)
b.
Allah
menghukum mereka, karena tindakan mereka dalam memperlakukan sesama manusia
c.
Hukuman
yang dijatuhkan kepada setiap bangsa berlangsung terus sepanjang sejarah.
2.
Allah
menginginkan keadilan sosial
a.
Dosa
yang dikutuk-Nya:
i.
Uang
adalah segalanya (Am. 3:10, 15; 6:4-6)
ii.
Orang
misikin diperas (Am. 2:7; 4:1 5:11)
iii.
Keadilan
disalahgunakan (Am. 2:7; 5:7, 10; 8:4-6)
iv.
Kelonggaran
moral (Am. 2:7; 4:1)
b.
Sikap
yang diharapkan-Nya:
i.
Mengasihi
kebaikan (Am. 5:14, 15)
ii.
Menjaga
keadilan (Am. 5:15, 24)
iii.
Hidup
dalam kebenaran (Am. 5:24)
3.
Allah
membenci kepura-puraan beragama
Sikap Israel:
a.
Tidak
setia kepada janji mereka (Am. 2:4-5; 3:1-2)
b.
Tidak
menghormati Bait Allah (Am. 2:8)
c.
Tidak
bersyukur pada masa lalu (Am. 2:9-12)
d.
Berpura-pura
dalam penyembahan mereka (Am. 4:4-5; 5:21-27; 8:5)
4.
Allah
mengasihi Israel yang tidak layak itu
Walaupun Amos pada pokoknya berkhotbah
mengenai pesan penghakiman, ia juga berbicara mengenai Allah yang penuh kasih.
a.
Allah
dengan tanpa paksaan memilih untuk mengasihi (Am. 3:2)
b.
Allah
dengan sabar mencoba untuk mengajar (Am. 4:6-11)
c.
Allah
dengan penuh belas kasihan menawarkan pertolongan (Am. 5:6)
d.
Allah
dengan penuh kemurahan berjanji untuk memulihkan (Am. 9:11-15)
D. Latar
Belakang Kitab
Secara
tidak pasti, Amos menanggalkan perkataan-perkataan “yang ia lihat” tentang
Israel pada masa pemerintahan raja Uzia dari Yehud dan raja Yerobeam II dari
Israel. Dua raja ini memerintah selama periode yang lebih dari empat dekade,
Penemuan-penemuan
arkeologis di tempat-tempat seperti Samaria dan Hazor membuktikan adanya
tanda-tanda kehancuran yang diakibatkan oleh gempa bumi, dan penyebutan bencana
alam oleh Zakharia menunjukkan bahwa getaran yang disebabkan oleh gempa bumi
itu tidak mudah dilupakan di Israel (14:5). Secara umum, masa kegiatan Amos
sebagai nabi pada periode 760-750 sM.
Kisah
Alkitab mengenai pemerintahan Uzia (Azarya) dan Yerobeam II dijumpai dalam II
Raja-Raja 14:17-15:7 dan II Tawarikh 26. Dari segi politik dan ekonomi, kedua
ra tersebut mendatangkan kestabilan dan kemakmuran pada kerajaan mereka
masing-masing dan batas-batas kawasan diperluas melalui keberhasilan kekuatan
militer dalam menghalau musuh-musuh asing.
Amos
dan Yesaya menggambarkan kehidupan yang sebenarnya dalam dua kerajaan yang terpecah
, dimana bertentangan dengan apa yang kelihatan, nabi-nabi ini menuduh bangsa
Ibrani telah penuh dengan kesalahan untuk hukuman Allah (Am. 8:1-2; bdg.
3:9-15; Yes. 3:13-15; 5:8-30).
E. Pembagian
& Isi Kitab
a. Pendahuluan
(1:1-2)
b. Ucapan
ilahi melawan bangsa-bangsa
i.
Damsyik
(1:3-5)
ii.
Gaza
(1:6-8)
iii.
Tirus
(1:9-10)
iv.
Edom
(1:11-12)
v.
Amon
(1:13-15)
vi.
Moab
(2:1-3)
vii.
Yehuda
(2:4-5)
viii.
Israel
(2:6-160
c. Ucapan
lebih lanjut melawan Israel
i.
Dengarlah
firman ini, hai orang Israel (3:1-15)
ii.
Dengarlah
firman ini, hai lembu-lembu Basan (4:1-13)
iii.
Dengarlah
perkataan ini, hai kaum Israel (5:1-17)
iv.
Celakkalah
mereka yang menginginkan hari Tuhan (5:18-27)
v.
Celaka
atas orang-orang yang merasa aman di Sion (6)
d. Berbagai
penglihatan mengenai hukuman
i.
Penglihatan
1: Bencana belalang (7:1-3)
ii.
Penglihatan
2: Api yang memakan habis (7:4-6)
iii.
Penglihatan
3: Tali Sippat Tuhan (7:7-9)
iv.
Selingan
sejarah: Amazia menantang Amos (7:10-17)
v.
Penglihatan
4: Bakul dengan buah-buahan musim kemarau (8:1-3)
vi.
Sisipan
Nubuat: Ucapan Ilahi mengenai hukuman (8:4-14)
vii.
Penglihatan
5: Tuhan berdiri dekat Mezbah (9:1-4)
viii.
Eksposisi
teologis: Mengenai kedaulatan Allah dan pemulihan Israel (9:5-15)
F. Karakteristik
Kitab
Ada enam karakteristik utama menandai
kitab Amos, yaitu:
a.
Kitab
ini terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran,
berdasarkan sifat Allah. Sedangkan hati Hosea hancur oleh ketidaksetiaan Israel
kepada Allah, Amos sangat marah atas pelanggaran Israel terhadap
standar-standar keadilan dan kebenaran Allah bagi umat-Nya.
b.
Kitab
ini secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan
dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.
c.
Kitab
ini bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat.
Konfrontasi Amos dengan imam Amazia (Amo 7:10-17) merupakan adegan yang
istimewa dalam nubuat Ibrani.
d.
Gaya
yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan
kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
e.
Kitab
ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut
akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk
memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini.
f.
Kitab
ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: Amos 3:3,7; 4:6-12;
5:14- 15,21-24; 6:1; 7:8; 8:11; 9:13.[9]
G. Kunci
& Tema-Tema Penting Kitab
a.
Hal-Hal Kunci
i.
Allah
mempertahankan bangsa-bangsa yang bertanggung jawab terhadap kebijakkan sosial
mereka
ii.
Israel
tidak akan bisa menghindari hari penghukuman Allah
iii.
Penyembahan
yang benar menumbuhkan keadilan sosial
iv.
Allah
akan memulihkan suatu umat tersisa dari Israel
b.
Tema-Tema Penting
i.
Melanggar Hukum Allah
Amos mengutuk
bangsa-bangsa karena dosa mereka (Am. 1:3, 6, 9, 11, 13; 2:1, 4, 6), yaitu
untuk pemberontakan mereka terhadap hukum Allah. Melanggar hukum Allah
merupakan dosa yang paling utama. Pelanggaran itu dapat bersifat pribadi maupun
secara nasional.
ii.
Menghadapi Hukuman Allah
Apabila manusia
berdosa maka:
·
Hukuman
tidak dapat dielakkan, sebab dosa membawa hukuman sebagai ekornya (Am. 1:3, 6,
9, 11, 13; 2:1, 4, 6)
·
Hukuman
tidak dapat dihindari sebab Allah membiarkan hukuman itu berlaku (Am.3:13-15)
·
Hukuman
menjadi lebih besar bagi mereka yang mendapat hak istimewa untuk membina
hubungan yang khusus dengan Allah (Am. 3:2)
·
Hukuman
dilaksanakan oleh Allah dengan penuh keengganan (Am. 7:1-6)
iii.
Mendengar Suara Allah
Nasib yang
paling buruk yang mungkkin dialami umat manusia ialah bertahan dalam suatu
periode yang didalamnya Allah diam (Am. 8:11, 12). Namun, dalam zaman Amos
Allah telah berbicara melalui:
·
Peristiwa-peristiwa
(Am. 4:4-11)
·
Nabi
(Am. 7:14, 115). Amos bukan seorang nabi, tetapi dia adalah seorang yang
diambil dari kalangan orang biasa yang mempunyai keinginan bernnyala-nyala
untuk memberitkan firman Tuhan.
iv.
Melakukan Kehendak Allah
Amos memanggil
bangsa Israel untuk bertobat. Pertobatan itu lebih dari hanya berkata “maaf’.
Pertobatan merupakan suatu cara berpikir secara total, yang mengakibatkan orang
berpaling dari cara hidup yang lama dan mulai hidup sesuai dengan apa yang
Allah kehendaki. Apa yang Allah inginkan dari bangsa Israel adalah tindakan
(Am. 5:14, 15, 24). [10]
H. Prinsip-Prinsip
Hidup & Pelayanan
Dari uraian di atas dapatlah diambil
beberapa kesimpulan/penerapan, seperti:
a.
Kitab
Amos mengajarkan bahwa hukuman Allah akan jatuh ke atas segala bangsa yang
tidak mau beribadah kepada-Nya.
b.
Allah
lebih mengutamakan kebenaran dan keadilan, daripada korban-korban atau
persembahan dalam ibadah.
c.
Amos
sebagai seorang peternak di desa, dapat dipakai Allah dalam memberitakan
Firman-Nya, mengajarkan bahwa Allah bisa memakai orang yang tidak
berpendidikan.
d.
Menyadari
bahwa Allah kita itu adalah Allah yang benar, bahkan Yesus mengatakan akulah
jalan kebenaran.
e.
Menyadari
bahwa kita adalah orang pilihan Allah maka dari itu. Kita harus mencerminkan
sifat dari Allah itu sendiri.
[1] Ibid hal.426
[2] Hassel Bullock, Kitab nabi-Nabi Perjanjial Lama, Malang, Gandum Mas, 2009
[3] Andrew Hill & John
Walton, A Survey of the Old
Testament, Malang, Gandum Mas, cet ke-4, hal. 610
[4] Andrew dan John, Survei Perjanjian Lama, Malang, Gandum Mas, 2013
[5] Lukas Adi S., Smart Book of
Chhristianity Perjannjian Lama, Yogyakarta, ANDI, 2015, hal.127
[6] Ibid hal.126
[7] Andrew dan John, Survei Perjanjian Lama, Malang, Gandum Mas, 2013
[8] Lukas Adi S., Smart Book of
Chhristianity Perjannjian Lama, Yogyakarta, ANDI, 2015, hal.128
[9] Artikel, “Sejarah Alkitab
Indonesia”, YLSA, 2003-2016 (http://www.sabda.org/sejarah/artikel/pengantar_full_life_amos.htm)
[10] Lukas Adi S., Smart Book of
Chhristianity Perjannjian Lama, Yogyakarta, ANDI, 2015, hal.130
0 Komentar