Menyembah Dalam Roh Dan Kebenaran (Pembahasan)

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyembahan

2.1.1  Arti penyemabah dalam Alkitab

Ada  tiga  kata  utama  dalam  bahasa  Ibrani  yang  digunakan  dalam Perjanjian  Lama  untuk  menjelaskan  tentang  penyembahan;  yaitu  kata yang  sering  diterjemahkan  dalam  versinya  Inggris  sebagai  worship (penyembahan). Terminologi  Alkitab menyatakan  bahwa penyembahan adalah penundukkan diri, pelayanan, penghormatan.[1]Kata yang paling umum untuk penyembahan dalam Perjanjian Lama adalah kata Ibrani hawah. Bentuk aslinya adalah hishtahawah, yang artinya bow  down  (bersujud),  to  do  obeisance  (menaruh  hormat),  to  pay  homage (memberi  penghormatan),  worship  (menyembah).  Ada  170  kali kemunculan  kata  hawah  dalam  Perjanjian  Lama,  hanya  kurang  dari setengahnya  (kurang  lebih 75  kali) yang  diterjemahkan  sebagai  worship (menyembah)  dalam  versi  NIV.

 Kurang  lebih  dalam  jumlah  yang  sama, digunakan  kata  bow  down.  “Bersujud”  jelas-jelas  merupakan  komponen yang  penting  dalam  makna  kata  tersebut.  Gerakan  tubuh  ini  adalah suatu  hal  yang  umum  dalam  kebudayaan  dari  waktu  ke  waktu. Membungkuk  (bow)  merupakan  sebuah  cara  untuk  menghormati seseorang;  suatu  tanda  penghormatan.  Membungkuk  juga  dapat bermakna  menundukkan diri,  khususnya  ketika  dilakukan  di hadapan sosok  seseorang  yang  berwenang.

 Tetapi  satu  hal  yang penting  dalam semuanya  ini  adalah  tujuan  di  balik  sikap  tubuh  yang  ditunjukkan. Tentu saja,  seperti sikap  tubuh yang  lain, tindakan ini  dapat dilakukan hanya  sebagai  gerak  fisik  saja,  sehingga  bisa  dimanipulasi.  Namun, tindakan  dan  sikap  hati  harus  berjalan  bersama-sama.  Jadi,  sebagai istilah penyembah,  hawah  menyampaikan gagasan  tentang menghormati Allah dan mengekspresikan sikap penundukan diri pada-Nya.[2]

 

 

 

 

2.2 Eksposisi Yohanes penyembahan berdasarkan Yohanes 4:4:24

2.2.1 Latar belakang

           Percakapan Tuhan Yesung dengan perempuan samaria merupakan dialog antara orang Yahudi yaitu Yesus dengan perempuan samaria, sesuatu yang tidak biasa bagi orang yahudi karena orang yahudi tidak bergaul dengan orang samaria. Sebab mereka orang campuran yang memiliki banyak agama atau agama yang campuran, yang sekalipun menyembah Allah.[3]

Perempuan itu tidak disebutkan secara jelas identitasnya ketika Yesus berada di sumur Yakub, Yesus meminta air kepada perempuan tersebuat, namun demikian lebih dari sekedar kebutuhan akan air, Yesus menujukan bahwa perempuan itu membutuhkan kebutuhan yang lebih mendalam yaitu kebutuhan yang dapat Yesus penuhi melalui kasih karunia.[4]

 

2.2.2 Tinjiaun Teologi Penyembahan Berdasarkan ologi Penyembahan Berdasarkan Yohanes 4:24

            Dave Hagelbeng menyatakan bahwa “di anatara segala perbedaan yang memisahkan bagsa Yahudi dan bangsa samaria, tempat orang menyembah, merupakan salah satu yang paling pokok. Tuhan tidak disembah di tempat tertentu tetapi Tuhan maha hadir tidak dibatasi dengan tempat dan waktu karena Tuhan ada dalam setiap orang yang percaya. Allah adalah pribadi pencipta layaknya penyembahan manusia Allah adalah Roh, tidak terbatas, kekal dan tidak berubah dalam sifatnya, Allah adalah kudus dimana manusia berdosa tidak dapat datang kedalam hadirat-Nya dan memiliki hubungan pribadi dengan-Nya sampai dosa-dosa mereka dihapuskan. Doktrin tritunggal sangat penting bagi penyembahan yang benar, Yohanes 5:23 adalah kesimpulan logis dari pengajaran bahwa Allah secara unik adalah Bapa-Nya “ menghormati“ adalah sebuah kata yang menyiratkan penyembahan. Tidak hanya menyembah Bapa tapi juga harus menyembah Anak untuk menyembah dalam Allah yang adalah Roh maka harus menyembahnya dalam roh, tetapi sebelunya roh kita harus diperbaharui oleh Roh Kudus yaitu Roh Allah sendiri, Roh Kudus yang menghantarkan kita kepada Allah.

            Kata “roh” dalam ayat 24 mengacu kepada roh manusia, pribadi yang lebih dalam, yang bisa diartikan bahwa penyembahan harus mengalir dari dalam ke luar.[5] Yesus menujukan bahwa penyembahan tak lagi diikat dengan waktu, tempat atau dibatasi apapun, melainkansutu pekerjaan roh manusia menanggapi Roh Tuhan.

2.2.3 Allah itu Roh

 

Allah  adalah  Pribadi  pencipta  layaknya  penyembahan  manusia. Allah  adalah  Roh,  tidak  terbatas, kekal  dan tidak  berubah  dalam  sifat-Nya.  Allah  adalah  kudus,  kebenaran,  adil  dan  Allah  yang  penuh  belas kasihan.  Allah  adalah  pencipta  dan  pemberi  kehidupan.  Tidak  ada pribadi,  objek  atau  ide  yang  dapat  dibandingkan  dengan  Allah.  Allah adalah  kudus  di  mana  manusia  berdosa  tidak  dapat  datang  ke  dalam hadirat-Nya  dan  memiliki  hubungan pribadi  dengan-Nya sampai  dosa-dosa mereka dihapuskan. Allah adalah Roh,  Allah adalah  Bapa.  Dalam  konteks  yang  sama  dimana  Yesus  berkata,  “Barangsiapa  telah  melihat  Aku,  ia  telah  melihat Bapa,”  (Yoh.  14:9). 

Sebelumnya Yesus  berkata, “Tidak  ada seorang  pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). Allah itu Roh,  Bapa  dan  Yesus  sendiri.  Doktrin  Tritunggal  sangat  penting  bagi penyembahan  yangbenar.  Yohanes  5:23  adalah  kesimpulan  logis  dari pengajaran  Yesus  bahwa  Allah  secara  unik  adalah  Bapa-Nya:  “Supaya semua  orang menghormati  Anak  sama  seperti  mereka menghormati Bapa. Barangsiapa  tidak menghormati Anak,  ia juga  tidak menghormati

Bapa,  yang  mengutus  Dia.”  “Menghormati”  adalah  sebuah  kata  yang menyiratkan  penyembahan.  Kita  tidak  hanya  harus  menyembah  Bapa;  kita  harus  menyembah  Anak  juga.[6]Hal  itu  memberikan  implikasi bahwa  satu-satunya  cara  menyembah  Bapa  adalah  menyembah  Anak. Perspektif  benar  tentang  penyembahan  adalah  Allah  dapat  disembah

hanya  bila  Bapa  disadari  menjadi  satu  dengan  Anak-Nya,  yang  harus menerima  penghormatan  seperti  Bapa.  Untuk  menyembah  Allah  yang adalah pribadi sekaligus Roh maka kita harus menyembahnya dalam roh kita. Tetapi sebelumnya roh kita harus diperbarui oleh Roh Kudus yaitu Roh Allah  sendiri. Roh  Kudus membawa  kerinduan kepada  Yesus yang menghantarkan kita kepada Allah.

 

2.2.4Menyembah dalam Roh dan Kebenaran

            Menyembah Allah bukan hanya dengan roh tetapi juga dalam kebenaran, “penekanan “roh” harus sejajar dengan kebenaran ini harus dilakuakan oleh penyembah yang”sejati” menyembah dalam roh karena Allah hanya dalam secara rohani, menyembah dalam roh dan kebenaran adalah menyembah dalam kebenaran adalah menyembah yang menyembah yang menyembah Allah dengan keterbukaan dan dengan segenap hati berfokus kepada kebenaran Allah dan berfokus pada Kristus. Menyembah dalam kebenaran berarti tidak menyembunyikan rahasia tetapi terbuka di dalam hadapan Allah. Penyembah bukanlah suatu pengalaman suatu pengalaman emosi dengan Firman Allah yang menimbulkan perasaan-perasaan tertentu, tetapi penyembahan adalah tanggapan yang dibangun atas kebenaran.[7]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

 

Pengertian dari penyemabahan telah terlihat jelas dalam beberapa defenisi yang telah dicantumkan oleh peneliti dalam landasan teori. Peneliti menyimpulkan bahwapenyembahan  merupakan hubungan yang disertai dengan pengakuan dan ketundukkan kepada Bapa Surgawi yang berdaulat atas segala sesuatu dan merupakan  sikap merendahkan diri kepada suatu pribadi yang lebih tinggi

Menyembah dalam kebenaran berarti tidak menyembunyikan rahasia tetapi terbuka di dalam hadapan Allah. Penyembah bukanlah suatu pengalaman suatu pengalaman emosi dengan Firman Allah yang menimbulkan perasaan-perasaan tertentu, tetapi penyembahan adalah tanggapan yang dibangun atas kebenaran. Menyemabh dalam Roh dan kebenaran yaitu meruapk penunfukan atau pemberri rasa hormat kepada Tuhan dan tidak hany fisik yang menyemabah tapi roh  kita yang menyembah kepada Tuhan, arti menyembah dalam Roh bukan ucaan ini memakai bahasa roh tapi hati inilah yang menyemabah Tuhan, didalam 1 Korintus 12-14 di tegaskan mengenai karunia-karunia roh dan bahasa roh meruypakan karunia, tidak semua memiliki karunia untuk berbahasa roh.

Bahasa roh tidak untuk di gunakan di umum tapi digunakan secvara pribadi dengan Tuhan, Paulus menegaskan jika tidak ada yang menerjemahkan lebih baik tidak menggunakan bahasa roh dihadapan jemaat. Dalam yohanes 4:24 ternya menyembah dalam roh bukan menggunakan bahasa roh yang dikatakan oleh para-para orang yang suda salah menafsirkan ayat ini melaikan  penyembahan yang  tak lagi diikat dengan waktu, tempat atau dibatasi apapun, melainkansutu pekerjaan roh manusia menanggapi Roh Tuhan.

 Sebagai  orang percaya harus menyembah  dengan kesungguhn hati kita bukan hanya dimulut saja tetapi penyembahan yang  berasal dari hati, yang tidak di pengaruhi oleh tempat dan kondisi tapi yang berasal dari hati dan di ungkupan dengan jujur tanpa kebohongan. Jadi sebagai orang percaya harus menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran yang artinya dari hati dan dengan jujur. Dan menurut Alkitab penyembahan sejati yaitu penyembahan yang benar dalam Roh yang di perbaharui oleh Roh Kudus dan hidup sesuai kebenaran. Kehidupan kita juga  bisa dikatakan penyembahan kita kepada Tuhan jadi sebagai orang percaya maka harus mencerminkan kehidupan yang benar.

Dafftar pustaka

John Halim, “ Pujian Dan Penyembahan 24 jam” (malang: Gandum Mas 2005

Menyembah dalm roh dan kebenaran

Chris  Jack,  “Memahami Penyembahan: Bagian 2” dalam Menyembah  dalam Roh dan

Kebenaran, cetakan keenam (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010

Jack,  “Memahami  Penyembahan:  Bagian  2”  dalam  Menyembah  dalam  Roh  dan

Kebenaran, cetakan keenam

Everett  F. Horrison, “Yohanes” dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe Vol.3 PB (Malang: Gandum Mas,2001

Dave Hagelbeg, tTafsiran Injili Yohen pasal1-5 (Yogyakarta:ANDI, 1999)168

John MacArthur, Jr, Prioritas  Utama dalam Penyembahan (Bandung: Kalam Hidup,

2011



[1] Chris  Jack,  “Memahami Penyembahan: Bagian 2” dalam Menyembah  dalam Roh dan

Kebenaran, cetakan keenam (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 80.

[2] Jack,  “Memahami  Penyembahan:  Bagian  2”  dalam  Menyembah  dalam  Roh  dan

Kebenaran, cetakan keenam, 80-81

[3] Everett  F. Horrison, “Yohanes” dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe Vol.3 PB (Malang: Gandum Mas,2001),315

[4] Dave Hagelbeg, tTafsiran Injili Yohen pasal1-5 (Yogyakarta:ANDI, 1999)168

 

[6] John MacArthur, Jr, Prioritas  Utama dalam Penyembahan (Bandung: Kalam Hidup,

2011), 145

 

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.

    Tanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada

    Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "

    Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Dilanjutkan dengan mengucap berkat

    Huruf Ibrani, " ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד "

    Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "

    ( Diberkatilah Nama mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪

    BalasHapus