Konsep Logos Menurut Orang Yahudi

 Konsep Logos Menurut Orang Yunani

Christien Sekar Mawarni Waruwu

Kata Logos berasal dari bahasa Yunani yang diartikan menaksir, menghintung, rasio, menjelaskan, argumen, peraturan, naratif, penjelasan, khotbah, frasa, berbicara tentang, kata, kalimat, perkataan Tuhan atau wahyu atau firman.

Pada masa Graeco-Imperium Roma Logos adalah terminologi yang umum dalam filsafat Yunani yaitu Pertama, menunjukkan kepada ide, konsep, tujuan, program dan pikiran. Kedua, kata Logos secara filosofi menunjukkan kepada tindakan Allah, penciptaan Allah, aktivitas Allah, Wujud Allah dan manifestasi Allah.

Dalam pandanganYunani,  Logos terdiri dari dua pengertian yaitu Logos Prophorikos dikomunikasi baik dalam kata dan tulisan dari seseorang,  sedangkan Logos Endhiathetos kata yang tidak dikatakan atau ditulis,  namun hanya dalam pikiran atau nalar yang berhubungan dengan rasio,  dengan kata lain Logos adalah buah pikiran.  Ini adalah bentuk umum dalam filosofi Yunani,  sebagaimana Philo secara panjang lebar menuliskannya dalam bentuk penafsiran alegori.

Berkaitan dengan pandangan tersebut diatas maka sebenarnya lahirnya Logos telah ada dalam pemikiran seorang ahli filsafat yang bernama Heraclitus (540-475 sM).  pandangan filsafatnya tentang menjadi (becoming),  atau istilah segalanya mengalir.  Tidak ada yang kenyataannya yang tetap dan statis,  melainkan terus-menerus berubah dan dinamis sifatnya.  Semuanya mengalir dan tidak ada satu pun yang tinggal menetap,  semua waktu perubahan dan aliran itu diatur mengikuti pola yang terus-menerus sepanjang Semua yang mengendalikan itu adalah Logos atau nalar atau pikiran.  Dan siapa yang dapat mengetahuinya adalah orang yang pandai dan cerdik Mempunyai pengetahuan yang dalam adalah kesenangan yang besar.  Hidup berpikir adalah pangkau kesenangan. 

Jadi menurutnya Logos yang ada di dalam diri manusialah yang memberi nalar pengetahuan tentang kebenaran dan kemampuan untuk membedakan hal yang benar dan salah,  dan Logos adalah hakim kebenaran dalam diri setiap manusia. Epikuros dan Kaum Stoa pikir dalam filsuf Yunani yang bertanya jawab dengan Paulus.  Menurut mereka Logos sebagai rasio dunia yang kreatif yang sejajar dengan Allah,  Zeus dan alam,  kesejajaran itu disebut panteisme yakni pandangan bahwa Allah dan allah merupakan kenyataan yang satu dan sama dan juga pokok dari rasional jiwa manusia.

Menurut mereka pula segala sesuatu dikendalikan Logos Allah.  Mereka membayangkan Logos adalah api sorgawi sebagai sumber mula-mula dari segala sesuatu. Apa yang dikatakan oleh Heraclitus diikuti oleh mereka dimana api itu sebagai Logos spermatikos(akal budi atau pikiran) kekuatan - kekuatan yang menguasai siklus penciptaan dalam alam. Sehingga mereka beranggapan Logos adalah jiwa dunia.  Filsuf Yunani lainnya adalah Anaxagoras murid Aristoteles,  dalam pikirannya Allah dibayangkan sebagai transenden bukan imanen(di dalam segala sesuatu)  karena itu menurut mereka pula segala sesuatu dikendalikan Logos Allah. Pandangan Yunani memang selalu bertumpu pada ajaran Gnostik dimana pribadi unik yang hakiki adalah Theos yang terpisah dari segala sesuatu,  tidak diciptakan dan tidak menciptakan apapun.  Theos ini suatu kemuliaan yang tidak terjangkau(transeden)  sedangkan Demiurge adalah Tuhan yang lebih rendah dari Theos,  yang dari kegelapan melahirkan hikmat(Sophia),  ibu dari semua Archon yang berjumlah 356 banyaknya. Di antara Theos dan dunia terdapat banyak Archon seperti Logos,  Nous,  Zoe,  Tophos,  Antropos Kosmos dan Sarks yang terendah.  Mereka menyatu dalam materi yang dianggap jahat oleh kelompok ini.

Pada akhirnya tidak berbeda dengan guru-guru para filsuf Yunani yaitu Plato dan Aristoteles yang secara material dari ide"baik'  dalam pikiran mereka bahwa Allah dipahami hanya sebagai pikiran murni yang terpisah dari kekekalan.  Logos ditandai dengan dua perbedaan utama yaitu pertama berurusan dengan akal manusia(rasionalitas dalam pikiran manusia yang berusaha untuk mencapai pemahaman universal dan harmoni),  yang kedua dengan kecerdasan universal yang merupakan kuasa melalui hukum yang mengatur semua benda,  musim,  bintang dan keteraturan tatanannya.

 

Sumber:

Gordon H. Clark, The Johannine Logos: the Mind of Christ (Maryland: The Trinity Foundation, 1972), 14.

Chris Marantika, Kristologi (Yogyakarta: Iman Press, 2008),  9.

Adam Kamesar, The Cambridge Companion to Philo (Cambridge: Cambridge University Pres, 2009), 164-65.

Donald Gutrie, Teologi Perjanjian Baru, 3 Jil (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), Jil. 1, bag., Allah, Manusia, Kristus pen. Jan. S. Aritonang dan kawan-kawan, 364.

Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Yohanes Pasal 1-7 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983) 58-59.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar