Resensi Buku: Ayub

 

Identitas Buku

Judul Buku                  : Ayub

Nama Pengarang         : Marie Claire

Nama penerbit            : Bpk. Gunung Mulia

Tahun Terbit               : 2016

Halaman                      : 167

 

 

 

 

Gamabaran Umum Tentang Tokoh Jenis Sastra Dalam Kitab Ayub

Kitab Ayub menceritakan riwayat  Ayub yang baik kelakuannya, Ayub yakin bahwa ia sanggup mentukan hidupnya asal Ayub bertindak bijaksanan, ia membuka diri pada firman Allah yang mengherankan dan dapat bertemu dengan Tuhan yang melampaui segala sesuatu, Ayub di hiburkan dengan Allah dan dapat meneruskan damai sejahtera pada teman-teman dan kelurganya. Cerita Ayub merupakan kesustraan sedunia sebagai kerya kuno yang setingkat dengan drama yunani ataub dengan karya yang lainnya. Kitab Ayub termasuk karya sastra timur tengah kuno dimana orang-orang benar di timpa celaka, sejak melenium pada abad kedua sebelum masehi. Naskah Ayub ini sering berbentuk dialog, memakai prosa dan puisi. Kitab Ayub termasuk arus yang besar, namun bersifat khas dan lebih kompleks.

Cerita Ayub dimuat dalam Kitab suci umat Islam dan Kristen dan yahudi, pada abad kedua sebelum masehi umat yahudi menerima ke-42 pasal Kitab Ayub kedalam bagian ketiga dari Kita suci. Ayub ini menjadi teladan bagi orang susah yang berseru pada Tuhan dan menantikan pertolongan-Nya. Kitab ayub bukan riwayat yang hidup diwaktu tertentu, Kitab ayub adalah karya yang memberi bentuk sastra pada pengalaman yang dihayati banyak orang dan diperhadapkan pada pembaca dalam bentuk cerita dan puisi, karena naskahnya berbentuk puisi maka banyak orang yang salah menafsirkan Kitab Ayub.

Prolog dan epilog kitab ayub memperkenalkan tokoh Ayub mengenai keberadaan dia dan sikapnya dan pengalaman yang dialaminya. Pada umunya cerita ini beredar pada abad-8 SM, entah dalam bentuk lisan atau tertulis, gaya bahasa mirip dengan cerita Abraham, Ishak dan Yakub yaitu bahasa indah yang singkat dan padat. Para ahli sepakat bahwa bagian tengah itu dikarang antara abad keempat dan kelima sebelum Masehi bila kerajaan parsi pemerintah bagian terbesar timur tengah. Kitab Ayub ditulis menggunakan bahasa Ibran, budaya kuno persoalan tidak di persempi dan tidak di persempit dan di bicarakan dari sudut yang logis saja, orang lebih suka memberikan pandangan dari berbagai-bagai segi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pembuatan Prolog Dalam Enam Babak

Nama Ayub digunakan banyak orang di Timur Tengah Kuno, namun diberikan arti yang diberikan arti yang berlainan dalam tiga budaya, sejak abad ke -18 SM penderitaan benar yang malang karena ketidakadilan, fitnah, penyakit dan malapetaka sangat digemari dalam sastra, cerita Ayub ini paling kompleks dan menarik dan cerita ini menjadi kesustraan internasional, cerita ini pun diterima di di dalam “Tulisan” bagian ketiga Kitab Suci.dari penulisan Ayub besar kemungkinan Ayub seorang muda yang mengikuti sekolah kebijaksanaan, di Yerusalem ia belajar kenal dengan keluhan Nabi yeremia dan ia terpengaruh oleh mazmur. Ketika Ayub dari masa pendidikan, lama kelamaan ia mengambil alih perusaan ayahnya, menikah dan mendapati tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan ia memiliki banyak harta. Betapapun besar harganya, ayub bertindak sebagai orang benar dan adil, ia berdiri dipihalk Allah mencari yang baik dan menghindari kejahatan.

 

Anak –anak ayub jarang di rumah dan selalu mengadakan pertemuan untuk makan dan minum, Ayub merasa malu karena tidak mampumendidik anaknya ke jalan yang benar dan memiliki patokan hidup serta hidup takut akan Allah, Ayub takut anak-anaknya akan menderita karena kelakuannya maka dari itu Ayub menanggil anak-anaknya untuk menguduskan dirinya. Menurut anggapan kuno, dosa yang dilakukan secara tidak sengaja dapat diampuni dengan kurban penghapus dosa. Ditimur kuno terdapat ratusan kerajaan kecil mereka di pengaruhi atau dikuasai oleh maharaja seperti Firaun orang mesir, raja Babel atau Asyur. Demikian juga dibayangkan bahwa Allah mengadakana pertemuan dimana Tuhan mengundang kuasa surgawi yang lain dan membicarakan situasi dengan mereka. dan alangkah bodohbya jika tidak memelihara hubungan baik dengan Allah yang merupakan sumber berkat bagi mereka. Dengan demikian satan melontarkan kecurigaan terhadap kejujuran Ayub ditengah pertemuan surgawi.

 Dan bisa jadi satan benci kepada Ayub, yang diakui Allah sebagai hamba yang baik. Ada pertemuan kedua disurga yaitu antara Allah dan satan, karena Allah mengetahui Ayub pencobaan yang satan usahakan, saat Ayub mengalami pencobaan itu Ayub tetap hidup takut akan Tuhan, saat Ayub mengalami penderitaan, istri Ayub meninggalakan dia, sahabat-sahabat nya Ayub datang untuk melihatnya namun saat mereka melihat kondisi Ayub, tiga sahabatnya sudah tidak bisa melihat Ayub seperti dul , sebelum penderitaan itu dialami. Secara manusia saat menghadapi masalah yang besar yang bertubi-tubi, seperti pikiran Ayub yang bertubi-tubi tetapi ia tidak mampu mengungkapkan apa yang dirasakan. Sama dengan pemazmur, Ayub menyebut kenyataan penderitaan secara yang mengerikan:dengan rasa sakit dan dengan kiasan yang kuat ia melukiskan apa yang dialaminya, dari saat itu mulai mengeluh perasaan melandanya dan ia jatuh dalam suatu depresi.

 

 

Dialog Antara Ayub Dan Ketiga Sahabatnya

Dialog antara Ayub dan sahabatnya membicarakan arti kesusahan yang diderita oleh Ayub, namun pengertian ini tidak tercapai karena pengertian sahabt ayub yang salah atas penderitaan yang dialami oleh Ayub sahabatnya. Para sahabatnya meneruskan hikamat dan Ayub bergumul dengan penderitaan yang dialami. Pembicaraan yang sopan santun menjadi agresif, dan pada akhirnya pembicaraan itu gagal. Dialog anatara keempat sahabatnya mempunyai gaya yang sulit untuk orang yang biasa diskusi dengan pertimbangan rasional.

Setiap sahabat memiliki atau mempunyai cara yang beda atau sudut pandang yang berbeda. Bildad pun ingin menolong Ayub tetapi ia memandang keluh kesah dan keyakinan Ayub sebagai angin timur dari gurun yang sangat panas dan yang berbahaya untuk lading dan manusia,bagi bilda usaha Ayub untuk mengerti  apa sebabnya ia ditimpa penderitaan itu hanya menimbulkan perasaan negative dan ia menempatkan Ayub diantara orang sombong yang merasa lebih pandai dari Allah. Tetapi nagi Ayub keadilan pun merupakan persoalan inti, namun ia melihatnya dalam hubungan dengan hidupnya sendiri, Ayub berpandangan bahwa Allah bertindak atas keputusan-Nya sendiri, dan bukan pertimbangan berbda dengan pemikiran manusia, Allah bebas menjalankan keghendak-Nya sendiri, dan tak seorangpun yang dapat menyakan apakah maksudnya?

      Ayub membiarkan teman-temaanya tidak mampu  mengerti mengapa Ayub bergumul mencari jawaban dari Allah dn berani menganggap bahwa tindakan Allah menyikasa orang benar. Ayub menggunakan bahasa yang lazim dalam keluh kesah yang dialaminaya, lawan sering dilukiskan sebagai binatang buas yang menyiksa magsanya dan kadang-kadang tidak jelas apa yang dimaksudnya. Tiga kali Ayub berbicara kepada ketiga temannya pertama karena kekecewaan kedua karena di tinggalakan semua orang dan ketiga karena ia dikaruniakan harapan yang harus dihormati, dua kali Ayub mengeluh tetang tindakan Allah dengan penuh hasrat ia mencari keadilan Allah yang dinamai hakim yang adil. Dan pada akhirnya bukan sahabat-sahabatnya yang memberi nasehat kepada Ayub tetapi Ayub yang menasehati sahabat-sahabatnya bahwa mereka harus mendengar Allah.

Suatu Sisipan Tentang Hikmat

Pembicaraan Ayub dan ketiga sahabatnya masuk jalan buntu dan mereka gagal menemukan hikmat yang menghubungkan mereka satu dengan yang lain dan membuka pengertian baru, syair yang indah menjadi sebuah pertanyaan dimana hikam itu dapat diperoleh? Diperlihatkan bahwa Allah sajalah yang mengenal jalan pada hikmat. Setelah Ayub bertemu dengan Allahdan menyadari bahwa ayub maupun teman-temanberbicara dengan sombong seolah-olah mengetahui segala sesuatu, maka ia dapat mengajak manusia belajar hidup dengan rendah hati di hadapan Allah maupun sesama.akan tetapi hikmat jauh berhaga melebihi apapun, manusia tidak dapat menukar emas untuk memperoleh hikmat tersebuat karena begitu berharaga hikmat. Agama tidak memberinya, dunia tidak mengenalnya hanya Allah yang mengenalnya.

Dalam penggunaanya hikmat masih dicari baik dalam hubungan hidup para pekerja maupun akibat masyarakat dan atas lingkungan hidup dan iklim serta hubungan antara rakyat setempat dan pengusaha dari luar, kini menyadari bahwa segala sesuatu yang dapat dikerjakan, tidak harus dilakukan. Nilai hikmat melebihi dari emas maupun perak, serta dari segala macam permata dan mutiara , itu menujukan bahwa  hikmat sangatlah berharga dan bisa di tandingin dengan hal-hal yang duniawi.  Manusia mempunyai patokan untk hidup bijakasana, itulah yang Ayub usahakan di dalam hidupnya dan dilihat sebagai patokan praktis. Hikmat membimbing dan memelihara hidup yang Tuhan berikan, sedangkan pengertian memperhatikan,memikirkan syarat dengan cara hidup yang baik itu dan hanya Allah sendiri yang memepunyai hikmat seutuhnya karena Allah adalah sumber dari hikmat itu sendiri, tetapi manusia mencari secukupnya untuk memelihara hidup yang Allah berikan pada tiap oknum demi semua makhluk –Nya .

Ayub Menuntut Jawaban

Karena penderitaan yang dialaminya dan tindakan yang dilakukan oleh sahabat-sahabatnya, mulailah Ayub mengeluh kepada Allah seorang diri dihadapan-Nya setelah ketiga sahabat-sahabatnya berhenti berbicara, Ayub tidak lagio meminta kematian tetapi Ayub meminta jawaban dari Allah. Ayub tetap berharap kepada Allah bahwa Allah akan mengakui kebenarannya, tatapi Ayub bertamah sadar ketika Ayub berbicara kepada para sahabatnya, mereka mengajarkan bahwa penderitan meupakan hukuman dari Allah atas kejahatan, kefasikan dan kecurangan, Ayub makin sadar bahwa ia tidak melakukan kesalahan yang begitu berat sehingga mendapat penderitaan sepahit itu, ia menolak sebab akibat yang mutlak dan tetap ingin mengenal arti penderitaannya.

 Ayub makin sadar bahwa sebagai manusia yang fana ia tidak dapat meminta pertanggungjawaban atas tindakan Allah, namun ia ingin mengenal jawaban ilahi apaun isinya. Untuk penghabisan kali Ayub berusaha tampil sebagai orangf yang tak bersalah, larangan diuraikan b erdasarkan pengalaman masyarakat serta lebih luas dn praktis dari pada hukum yang singkat padat dan tak mudah dipahami orang yang kurang terpelajar. Bila suatu perkara tidak tidak dapat diputuskan karena bukti kesalahan tidak ditemukan orang yang dituduh itu diminta mengakat sumpah kutuk terhadap dirinya sendiri. Demikianlah Ayub menghadapkan empat belas petunjuk dimana ia bertindak dengan benar.

Tidak perlu diketahui apakah ia menggunakan bahan yang pernah ia pelajari atau ia menyusun pilihan sendiri. Dimasrakat kuno sama seperti sekarang orang suka menyembunyikan kenytaan bahwa mereka membuat kesalahan, mereka takut kehilangan muka kalau mengakuinya dan tidak mau menanggung akibat tindakan itu. Ayub menyebut kesalahan itu satu persatu yang tidak ia lakukan, seandainya seorang penulis surt tuduhan terhadap ia dalam rangka sidang pengadilan yang tetap diharapkan. Dengan sikap ini Ayub mengabaikan kesadaran bahwa bukan hanya pemberi dan penjaga petunjuk dan larangan demi kesejahteraan masyarakat, melainkan melebihi segala yang dapat di pikirkan dan dibayangkan.

 

 

 

 

Pertimbangan Elihu

Ayub tetap mempertahankan keyakinanya bahwa ia hidup sebagai orang adil atau benar, seoranmg yang berhikmat dari angkatan muda terdorang menyampaikan penegertiannya untuk mengembalikan Ayub ke jalan yang benar, orang itu bernama Elihu teman Ayub, para ahli tidak sepakat dalam penilaian sumbangan Elihu itu. Jangan selalu Tanya apa sebabnya engkau menderita, tetapi demi tujuan apa kit susah, jangan mencari arti masa lalu, tetapi panfanglah masa depan bila Allah akan datang.

Elihu menguraikan apa sebabnya ia merasa wajib menanbah pengetahuan yang diperolehnya untuk menolong Ayub dan mengembalikan ke jalan yang benar dengan idak btidak langsung apa yang dikatakan oleh elihu bahwa Ayub adalah orang yang tidak hidup benar. Elihu mengikutsertakan sejumlah orang berhikmat untuk memikirkan sikap Ayub yang menyatakan bahwa Allah tidak mengindahkan haknya sebagai orang benar. Dengan ungkapan ini ia menghujat Allah. hal tersebut tidak dilakukan oleh Ayub, dengan demikian Elihu mengakat kembali hukum bal;as jasa dan mengaggap bahwa Allah harus menghukum orang bersalah dan memberikan kebahagian kepada orang benar,Elihu hendak menjawab pertanyaan  ayub.  

Pertemuan Antara Allah Dan Ayub

      Permohonan Ayub kini terjawab, Tuhan datang menemui Ayub di tengah-tengah badai dan menyatakan kuasa-Nya dan kewibawaan-Nya. Allah menjawab Ayub dengan pertanyaan mellaui ciptaan-Nya, disini menyatakan bahwa Allah mnejawab Ayub dengan memperhadapkan Ayub dengan kuasa-Nya dan merendahkan sebagai ciptaan yang tidak berarti dan harus pasrah. Bisa dikatakan bahwa Tuhan ingin Ayub ini berserah kepada kuasa Tuhan bahwa Tuhan sanggup untuk menolong  Ayub sebagai ciptaan.

      Allah menuturi Ayub sebagai laki-laki yang kuat dan menyuruh dia untuk  bersiap, Ayub sempet hilang arah dan tidak mengertiu akan rencana Allah, tetapi mengaburkannya. Ayub mengambarkan Allah sebagi hakim yang melihat segala langkah manusia dan membenarkan orang yang tak bersalah. Allah tidak memberikan jawaban yang Ayub harapakan, tetapi Allah memberikan diri-Nya sebagai jawaban bahwa Allah sang pencipta dan pemberi hidup. Dengan memperhadapkan Ayub dengan fenomena alam, Allah menyatakan diri-Nya sebagi pencipta yang tunggal, yang tidak dapat duiminta pertanggungjawaban.  Berhadapan dengan alam pencipta Ayub merasa terlalu riungan. Dalam hal ini bukan salah doa Ayub yang dipoersoalkan, tetapi keterbatasannya.

 

Kesimpulan

Kitab Ayub mengenai iman dan penderitaan, daam kitab ini mengigatkan bagaiman pengikutan kita pada Tuhan, apkah kita sudah benar-benar dalam mengikut Tuhan seperti Ayub, yang dia bertahan sampai garis akhir, apapun yang terjadi dalam hidupnya dia tetap beriman kepada Tuhan,dia percaya bahwa Tuhan akan menolong dia.  Kitab Ayub menjadi peringatan keras agar orang beriman jangan memberanikan diri berbicara atasw nama Allah sesuai paham mereka tentang ayat-ayat kitab suci yang dipandang sebagai kebenaran lepas dari situasi ayat.selain itu kitab Ayub tidak hanya sau pandangan saja tapi ada bebara pa pandangan menmgenai Kitab Ayub. Dalam Kitab ini tidak hanya di kitab agama Kristen  tetapi ada di agama islam juga, dengan versi yang mirip tapi jauh berbeda.

 

Kelemahan:

1.               Buku ini sedikit sulit dimengeri karena bahasanya yang sedikit rumit

2.               Buku ini kurang menrangakan secara lengkap kisah Ayub

Kelebihan

1.      Pemilihan kata (diksi) yang tepat yang diberikan penulis untuk menyusun buku.

2.      Kelebihan penulis dalam menyusun buku Ayub ini sangat teratur dan runtut ,

3.      Penulis memberikan penjelasan yang rinci dan jelas dan memberikan bukti-bukti yang kuat dalam mengembangkan topik yang diambil ini.

Posting Komentar

0 Komentar