Perwujudan atau kehadiran Kerajaan Allah dalam Injil Sinoptik

 

Ø  Kehadiran Kerajaan Allah terlihat dalam takluknya kerajaan dunia atau setan (Matius 12:28; 25:41; Markus 1:28; 5:1-20; Lukas 10:9, 17-20)

Dalam bukanya, Ladd mengatakan bahwa Matitus 12 menyatakan pengusiran roh-roh jahat sebagai pekerjaan Kerajaan Allah[1]. Markus mengatkan bawa Kerajaan Allah sudah hadir dalam diri Yesus. Hal ini telihat dari tunduknya kuasa dunia di bawah kuasa Yesus mengenai pengusiran terhadap roh jahat (Markus 5:1-20). Selain itu, Markus juga menuliskan suatu pertentangan yang nyata antara hadirnya Kerajaan Allah terhadap kerajaan dunia yang dikuasai oleh setan. Pengusiran terhadap roh jahat merupakan pekerjaan dari Kerajaan Allah sendiri[2]. Pengakuan akan Yesus sebagai Anak Allah menandakann kehadiran Kerajaan Allah. Ketika Yesus datang, kerajaan dunia ditakklukkan meskipun belum tampak secara penuh. Jika dikatkan dengan perumpaman-perumpamaan, salah satunya adalah perumpaman mengenai orang yang manabur bernih (Markus 4:26-29) mengindikasikan bahwa Kerajaan Allah adalah pekerjaan Allah sendiri.

Bukti yang menyertai kehadiran Kerajaan Allah dipatahkannya kuasa setan. Dimana orang banyak takjub kepada Yesus, ketika Ia dapat membebaskan orang dari belenggu setan (Markus 1:28) dan ketika dituduh bahwa Ia mengusir dengan kuasa penghulu setan, Yesuspun menjawab bahwa Ia mengusi setan dengan kuasa Allah dan hal inilah yang membuktikan bahwa Kerajaan Allah sudah datang (Marius 12:28). Selain itu Ia juga memberikan kuasa kepada para murid-Nya untuk dapat mengusir setan (Lukas 10:9, 17-20). Bahkan Yesus mengatakan bahwa setan jatuh seperti kilat dari langit (Lukas 10:18).

Ø  Kerajaan Allah terlihat hadir dalam lenyapnya segala sakit penyakit dan kelemahan di Dalam Yesus Kristus (Matius 4:23; 7:11-17; 9:35; Lukas 9:11)

Yesus juga memberitakan Kerajaan Allah dan melenyapkan penyakit dan kelemahan (Matius 4:23; 9:35). Dengan itu Yesus menunjukkan apa yang dikerjakan-Nya tidak terlepas dari berita Kerajaan Allah. Bahkan Yesus juga menunjukkannya melalui kebangkitan anak seorang janda di Nain (Matius 7:11-17).

Ø  Kehadiran Kerajaan Allah terihat hadir dalam aspek soteriologis (Matius 4:17; Markus 1:15)

Dalam Injil Sinoptik, Kerajaan Allah mengandung aspek soteriologis yang dikatkan dengan kata perintah bertobatlah (Matius 4:17; Markus 1:15). Untuk itu manusia yang hidup dalam dosa memerlukan penebusan, dan sisi lain Kerajaan Allah hadir dalam penaklukan yang Allah lakukan terhadap musuh-Nya, yakni dosa dan iblis[3]. Kehadiran Kerajaan Allah bukan hanya sekedar memerangi dan menakklukkan kerjaan setan, tetapi juga merampas dan menyelamatkan umat kepunyaan-Nya.

Ø  Kehadiran Kerajaan Allah terlihat dalam hadirnya gereja (Lukas 17:20-21)

Walaupun kata ekklesia hanya muncul dalam Kitab Matius, Kerajaan Allah juga berhubungan dengan gereja. Dimana Kerajaan Allah menciptakan gereja dan yang kemudian bekerja di dalamnya. Gereja merupakan persekutuan murid-murid yang telah menerima kehidupan kerajaan. Demikian halnya Eldon Lad melihat gereja sebagai bagian dari tujuan Yesus membangun Kerajaan Allah di dunia[4].

Ø  Kehadiran Kerajaan Allah terlihat dalam tindakan moral etis (Matius 5:20)

Yesus juga mengajarkan bahwa Kerajaan Allah merupakan kerajaan yang sarat dengan nilai etis. Hal ini tertuang dalam Matius 5 yang mengisahkan kelemah lembutan dan kerendahan hati. Bahkan Yesus juga menegaskan dalam Matius 5:20 bahwa mereka tidak akan masuk surga jika hidup mereka tidak lebih baik dari orang-orang Farisi. Khotbah Yesus di bukit juga perlu dipahami sebagai nilai moral yang perlu dihidupi oleh setiap mereka yang telah menerima Yesus sebagai mesias dan dengan demikian menjadi warga Kerajaan Allah.

Ø  Kehadiran Kerajaan Allah ketika Anak Manusia datang untuk kedua kalinya (Matius 13:30,39; Lukas 17:24-27)

Matius mengajarkan Kerajaan Allah adalah sesuatu yang sudah datang dan yang akan datang atau dapat dikatakan besifat furutis. Beberapa penafsir memang mengatakan bahwa kata basileia mengandng arti escaton yang menyangkut akan akhir zaman. Namun beberapa orang tidak setuju sebab escaton juga dapat berarti masa yang akan datang.

Ø  Kehadiran Kerajaan Allah terlihat ketika Yesus telah datang ke dalam dunia (Lukas 1:33; 21:31-32)

Inti pemberitaan Yesus adalah mengenai Kerajaan Allah (Lukas 4:43; 8:1; 9:2; 9:60) dimana kemanapun Yesus pergi Ia selalu memberitakan Kerajaan Allah bahkan ketika Ia mengutus muridnya untuk melakukan kerajaan Allah (Lukas 10:9). Bahkan dalam Lukas 17:20-21 orang Farisi bertanya, kepaan kerajaan itu datang? Padahal mereka telah mengalami apa yang diajarkan Yesus. Teks Lukas 11:20 emnyatakan bahwa Kerajaan Allah telah hadir dalam pelayanan Yesus, bahkan dalam Lukas 10:9 menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat kepada mereka yang mendengar permberitaan para murid, mengalami dan menyambut kehadiran kerajaan itu. Untuk itu Lukas menghimbau agar jemaat tetap sabar dalam menantikan kedatangan-Nya (Lukas 21:19).

 

Tambahan

Dalam Injil Matius terdapat seruan tentang Kerajaan Surga atau juga di sebut Kerajaan Allah yang dimulai oleh kehadiran Yohanes pembaptis yang berkhotbah agar orang Yahudi bertobat kerena Kerajaan Surga sudah dekat (Matius3:1-2). Berbeda dengan kedua penulis Injil Sinoptik lainnya, Matius menuliskan istilah Kerajaan Allah dengan Kerajaan Surga yang pada dasarnya memiliki arti yang sama[5]. Setelah itu, untuk pertama kali Yesus tampil di Galilea dan mengatakan hal yang serupa, bahwa Kerajaan Surga sudah dekat (Matius 4:12-17). Yesus juga mengajarkan tentang konsep Kerajaan Allah yang meskipun mengunakan istilah Kerajaan Surga. Hal ini dikarenakan Matius yang sebagai penulis Yahudi menghindari kata Allah yang adalah sangat Kudus. Itulah yang membuat istilah Kerajaan Allah hanya muncul 5 kali dala Injil Matius sedangkan istilah Kerajaan Surga muncul sampai 32 kali[6]. Sehingga hal ini muncul bukan karena makna yang ingin di sampaikan, melaikan pada latar belakang ke-Yahudian Matius sebagai penulis.

Dalam Injil Matius, Yesus banyak mengajarkan konsep Kerajaan Allah dalam bentuk perumpamaan yang setidaknya terdapat 14 bentuk perumpamaan. Ketika para muridnya bertanya mengapa Yesus berkata-kata dalam perumpamaan, Yesus pun mengatakan bahwa Ia telah mengaruniakan kepada mereka untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga. Jelaslah bahwa kehadiran Kerajaan Allah sudah dimulai sejak kehadiran Yesus. Namun kehadirannya masih bersifat rahasia, dimana kehadirnnya tidak dalam kuasa penuh melainkan bekerja secara diam-diam dalam kehidupan setiap orang yang menerima diri-Nya.

Pada bagian yang pertama Lukas memberikan sejarah atau silsilah Yesus Kristus. Walaupun Lukas memiliki ayat-ayat yang sejajar dengan Matius dan Markus, Lukas sama sekali tidak menggunakan kata “Kerajaan Allah” dan kata “bertobatlah”, sebab Lukas memberikan tekanan pada tindakan Yesus untuk mengajarkan berita Kerajaan Allah engan kabar yang tersiar tentang diri-Nya. Namun hal ini tidak mengisyaratkan bahwa ia tidak mementingkan ajaran Yesus mengenai Kerajaan Allah. Lebih jauh hal ini berguna untuk menjelaskan misi dan pengajaran Yesus. Yesus menjelaskan bahwa siapa yang menerima pengajaran-Nya dan misi-Nya telah masuk ke dalam Kerajaan Allah pada saat ini (Lukas 16:16)[7]. Lukas juga sependapat dengan penulis Injil Sioptik lainnya, bahwa Kerajaan Allah memiliki dimensi kekinian dan futuris (Lukas 9:27; 10:9).

Dari pernyataan di atas, ketiga Injil ini memberikan perhatian yang sama terhadap Kerajaan Allah serta menampilkan Kerajaan Allah yang telah dimulai kehadirannya melalui hadirnya Yesus Kristus. Selain Yesus mengajarkan kerajaan itu, Ia juga mendemonstrasikan kehadiran Kerajaan Allah dalam pelayanan-Nya dan meskipun kerajaan itu telah datang, namun Kerajaan Allah bekerja secara rahasia sampai kepada kerajaan tersebut tampil dalam kesempurnaan. Ketiga penulis inipun juga menuliskan tentang kedatangan Yesus pada masa yang akan datang sebagai bagian yang penting dalam pemenuhan janji dan berkat Kerajaan Allah yang secara sempurna (Matius 24; Markus 13; Lukas 21).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran Kehadiran Allah mengandung aspek soteriologi, yakni mengenai pertobatan manusia (Matius 3:2; 4:17; Markus 1:15) serta penebusan Yesus Kristus untuk menaklukkan kerajaan setan dan mengambil umat kepunyaan-Nya (Matius 1:21; 12:28). Kerajaan Allah juga hadir dalam gereja sebagai persekutuan umat kepunyaan Allah (Matius 16:18; 18:17-18), dimaman hadirnya gereja merupakan tujaun dari hadirnya Kerajaan Allah di dunia. Hadirnya Kerajaan Allah juga berbicara mengenai aspek moral-etis sebagai tanda telah mengalami pertobatan (Matius 5; Lukas 6). Bahkan dalam Matius 5:20, hal ini merupakan syarat untuk masuk kedalam Kerjaan Allah.



[1] George Eldon Ladd, Injil Kerajaan, (Malang: Gandum Mas, 1994), hal. 55.

[2] Ibid., hal. 56.

[3] Ibid., hal. 115.

[4] Ibid., hal. 131-143.

[5] Marulak Pasaribu, Ekposisi Injil Sinoptik, (Malang: Gandum Mas, 2005), hal. 149.

[6] David Imam Santoso, Theologi Matius Intisari dan Aplikasinya, (Malang: SAAT, 2009). Hal. 144.

[7] Ibid., hal. 18.

Posting Komentar

0 Komentar