Seperti Apakah Iman Yang Berdampak?

 



Syalom...

Berbicara mengenai suatu kepercayaan, akan membuat setiap orang percaya berfikir tentang Iman. Dalam Ibrani 11:1, "..Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.." Dalam Alkitab dikatakan bahwa oleh karena iman banyak dari mereka yang mendapatkan harapan mereka karena iman, bahkan karena iman mereka orang lain juga menerima berkat tersendiri dari mereka. Ada juga yang mendapat keselamatan dan berkat dari padanya. Namun, seperti apakah iman yang dapat membawa mereka kepada keselamatan dan berkat itu? Setiap orang percaya seharusnya memiliki iman yang menyelamatkan dan iman yang berdampak bagi kehidupan mereka maupun orang lain.

1. Iman yang berdampak adalah iman yang tidak bergantung pada situasi dan kondisi.
Daniel menunjukkan imannya yang tidak bergantung pada situasi dan kondisi. Dimana ketika ia mendengar bahwa ada larangan untuk beribadah, ia tetap pada imannya untuk berdoa kepada Tuhan. Bahkan ia masih berdoa kepada Tuhan 3x sehari seperti yang biasa ia lakukan (Dan. 6:11). Ia tidak mengurangi porsi doanya dan tetap taat kepada Tuhan.

2. Iman yang berdampakk adalah iman yang bukan "jika..maka..." tetapi "..walaupun.."
Dalam Dan. 3:17-18 ".. seandainya tidak...kami tidak akan memuja dewa.." Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tetap bersikeras untuk tidak menyembah baal, dan rela untuk dimasukkan di dalam dapur api. Dan diaktakan bahya "seandainya tidak", menunjukkan bahwa iman yang mereka miliki ialah iman yang bukan "jika..maka.." seandainya mereka tidak selamat, mereka tidak akan menyembah baal.

3. Iman yang berdampak adalah iman yang berdampak bagi orang lain
Dalam Dan. 6:26-28, Raja menjadi percaya kepada Allahnya Daniel, karena imannya yang begitu besar kepada Allah. Iman yang dimiliki daniel bukan hanya berdampak bagi dirinya sendiri tetapi juga berdampak bagi kehidupan Raja dan bahkan berdampak bagi seluruh rakyat yang ada di negri itu.

Setiap orang percaya hendaklah memiliki iman yang tidak bergantung pada situasi dan kodisi, sehingga walau dalam keadaan tertekan ia tetap tidak meninggalkan imannya. Segala rintangan yang dapat menghalangi imannya dapat ia kalahkan dan tetap untuk mengandalkan Tuhan.

Setiap orang percaya juga harus memiliki iman yang "walaupun.." walaupun ia tidak ditolong pada waktu itu, ia tetap mengandalkan Tuhan, walaupun ia tetap dalam keadaan sakit pada waktu itu, ia tetap mengandalkan Tuhan.

Setiap orang percaya harus memiliki iman yang berdampak, tidak hanya berdampak dalam kehidupannya, namun juga bisa berdampak bagi orang lain bahkan kepada semua orang.

Untuk itu marilah setiap orang percaya hendakknya memiliki iman yang tidak bergantung pada situasi dan kondisi, iman yang bukan "jika..maka..", dan iman yang berdampak bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga kepada orang lain.

Posting Komentar

0 Komentar