Jangan Seperti Esau

 


Ayat hari ini :

Ibrani 12:16 (FAYH) Jagalah supaya jangan seorang pun melibatkan diri dalam dosa seksual, atau bersikap masa bodoh terhadap Allah seperti Esau, yang melepaskan hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

Ibrani 12:16 (BIMK)  Jagalah supaya jangan ada yang hidup cabul atau tidak menghargai hal-hal rohani, seperti yang dilakukan oleh Esau. Ia menjual haknya sebagai anak sulung, hanya untuk satu mangkuk makanan.

Ibrani 12:16 (VMD)  Hati-hatilah supaya tidak ada seperti Esau, yang melakukan dosa percabulan dan tidak pernah berpikir tentang Allah. Esau adalah anak sulung dan akan mewarisi sesuatu dari ayahnya, tetapi Esau menjual semuanya untuk sekali makan.

Ibrani 12:16 (TMV)  Janganlah sesiapa pun lakukan perbuatan cabul atau tidak hargai perkara rohani seperti yang dilakukan oleh Esau. Dia menjual haknya sebagai anak sulung, hanya untuk mendapat semangkuk makanan.

Ibrani 12:16 (KSZI)
Janganlah ada di antaramu penzina atau pencinta dunia seperti Esau, yang menjualkan hak warisannya untuk sesuap makanan.

Kepada kita diberikan peringatan supaya tidak menjadi seperti Esau.
Ada dua hal yang menggambarkan apa Esau lakukan. Pertama, ia dipandang sebagai orang yang cabul (mengenai ini tidak akan saya bahas sekarang). Kedua, Esau dikatakan sebagai orang yang memiliki nafsu rendah (dalam Alkitab Terjemahan Baru) yang dimaknai oleh banyak terjemahan di atas sebagai gambaran seseorang YANG TIDAK MENGHARGAI HAL² ROHANI. Esau dianggap sebagai orang yang bersikap acuh tak acuh pada Tuhan. Tidak pernah berpikir tentang Allah, lebih mencintai dunia ini daripada perkara² rohani yang ada pada Tuhan.

Sikap Esau terhadap hak kesulungannya, yang meremehkan dan merendahkan hak istimewa itu hanya demi sepiring makanan tanpa disadari merupakan gambaran dari sikap hati manusia selama hidup di dunia. Banyak yang lebih menghargai apa yang di bumi ini, padahal itu sementara dan semu saja adanya, dibandingkan perkara² mulia dan kekal yang ada pada Tuhan setelah berakhirnya hidup manusia di dunia ini.

Ketika hal² duniawi menjadi segala²nya, itulah seseorang menjadi seperti Esau. Lebih-lebih jika bahkan hal² rohani dipelintir dan dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan duniawi dan membesarkan kenyamanan hidup duniawi. Mereka yang berhubungan dengan Tuhan dengan motif² memperoleh hal² duniawi lebih banyak lagi, sudah tersesat. Mereka bukan saja telah melepas dan membuang HAK KESULUNGAN MEREKA, yaitu menjalin hubungan intim, erat dan penuh kasih dengan Tuhan di dalam Kristus, tetapi telah mengecilkan dan merendahkan hak istimewa itu sebatas untuk mencari kemudahan hidup di dunia.

Kepada kita yang TELAH MENDENGAR BAHKAN PERCAYA AKAN NAMA KRISTUS, sejatinya, telah diberikan hak istimewa. Suatu hak yang tidak diberikan kepada semua orang di dunia ini. Kepada kita diberikan kesempatan untuk berhubungan dekat serta menikmati kesempatan hidup berjalan bersama Tuhan selama di bumi. Suatu hak untuk bergaul dengan Dia. Untuk beribadah dan mengenal Dia lebih lagi. Untuk mengiring dan melayani Dia, mengabdi pada-Nya dengan seluruh hidup kita. Menikmati hidup dalam kasih karunia dan berkat² terbaik Tuhan dalam hidup. Kesempatan yang tidak dialami oleh sebagian orang lainnya yang lahir dan dibesarkan dalam budaya, tradisi dan agama yang tidak mengakui ketuhanan Kristus.

Ini seharusnya memicu dan memacu kita bertumbuh menjadi manusia² rohani, manusia² Allah, yang JIKA KITA MENGHARGAI HAK² ISTIMEWA KITA INI,  seharusnya lebih lagi mencari tahu apa maksud Tuhan di balik hak istimewa ini. Kita seharusnya bertumbuh dengan pesat dalam hal² rohani dan menjadi pecinta² Tuhan dan hal² yang dari pada-Nya ketimbang turut larut dan terlena kehidupan yang mencari kesenangan² duniawi belaka.

Kolose 3:1-2 (TB)
1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Itu sebabnya Yesus memanggil kita untuk menyangkal diri lalu memikul salib dan mengikut Dia kemanapun Dia pergi. Itulah tanda murid sejati. Dan itu pula yang dilakukan orang² yang menghargai hak kesulungannya dalam Kristus. Mereka tidak fokus kepada apa yang diperoleh dan dinikmati di dunia ini tetapi melihat jauh ke depan, kepada kehidupan setelah yang sekarang ini, apa yang akan mereka terima sebagai kemuliaan yang kekal. Mereka hidup bukan untuk memperolehnya sekarang tetapi lebih kepada mengumpulkan harta yang dapat dinikmati di keabadian.
Mereka rela menanggung hidup yang bagi orang² duniawi merupakan suatu penderitaan atau kesengsaraan (mungkinkah memikul salib itu sesuatu yang enak?) supaya mereka dapat mengambil bagian dalam hak istimewa mereka berjalan dan bergaul dengan Tuhan sepanjang hidup mereka. Mereka rela mengorbankan kesenangan pribadi bahkan hak² pribadi yang seharusnya mereka dapat nikmati di dunia ini hanya supaya mereka dapat menjadi bagian dari penggenapan rencana dan penyelesaian tugas ilahi yang dipercayakan Tuhan kepada mereka.

2 Korintus 4:17-18 (TB)
17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

2 Timotius 2:3-4 (TB)
3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Yakub, yang mengakali kakaknya, Esau, mungkin bisa disebut sebagai seorang penipu. Tetapi Allah memuji penghargaannya akan suatu hak kesulungan. Yakub sendiri belum tahu akan jadi seperti apa wujud hak kesulungan itu tetapi ia memandangnya berharga dan menginginkannya. Ia bahkan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Sikap Yakub dinilai baik oleh Tuhan. Dan kasih karunia-Nya menjadikan Yakub salah satu dari bapa² dari umat-Nya dan nama-Nya disebutkan sebagai nama bangsa pilihan-Nya, Israel.

Hari ini, apabila Tuhan menilik hati kita. Hati siapakah yang akan ditemukan-Nya? Hati Esau atau hati Yakub? Hati yang menghargai dan memperjuangkan hak kesulungan atau yang merendahkan dan memandangnya tidak berarti? Hati yang rela kehilangan kesempatan sementara untuk mendapatkan kemuliaan kekal atau hati yang pokoknya ingin hidup senang selama di dunia ini walaupun tanpa peduli dengan Tuhan?
Hati yang memandang berharga akan hubungannya dengan Tuhan atau hati yang memandang dunia ini lebih memikat dan patut dikejar sekuat tenaga seumur hidupnya?

Ingatlah selalu, Tuhan berkenan pada orang yang memandang berharga akan diri-Nya dan perkara-perkara yang daripada-Nya.  Yang MENCARI DAHULU KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARAN-NYA. Yang mengutamakan Dia dan hidup kekal sebagai prioritas utama.

Andakah orangnya?

Tuhan Yesus memberkati kita semua…

Posting Komentar

0 Komentar