Info Kitab-Kitab Puisi (Ayub dan Mazmur)

 Kitab-kitab puisi berbeda dengan Kitab-kitab prosa, perbedaan ini dapat dilihat dari isi maupun dari bentuknya. Dari isinya Kitab Puisi memakai bahasa kiasan sehingga lebih ekspresif dibangingkan dengan prosa, peristiwa yang dicatat dalam prosa hanya terbatas di bumi saja sedangkan dalam puisi tidak berbatas di bumi dan dapat bersifat khayal, dalam prosa Allah berkata-kata sedangkan dalam puisi manusialah yang berkata-kata, dalam prosa Allah berbicara melalui nabi-nabi sedangkan dalam puisi manusia yang berbicara melaui pujian dan doa. Sedankan dari segi bentuknya puisi memiliki gaya bahasa yang berbeda dengan sejarah (paralelisme dan metafor), puisi juga berbicara mengenai sejarah batiniah manusia sedangkan dalam prosa berbicara mengenai sejarah lahiriah manusia, puisi juga memiliki maksud didaktik. Penggunaan puisi dalam Alkitab dimaksudkan untuk menjembatani pemikiran manusia, puisi menstimulasikan pikiran, membangkitkan emosi, komunikasi manusia yang lebih baik, memberi pengertian terhadap pikiran serta mendorong kehendak.

            Dalam bahasa puisi Perjanjian Lama terdapat dua ciri utama, yaitu: Paralelisme (kesejajaran) dan Metafor(kiasan). Paralelisme adalah gagasan yang ungkapkan dengan dua kalimat yang isi dan maksudnya sama. Didalamnya terdapat sinonim, artitetik, sintetik, climatik, emblematik dan perbandingan. Sedangkan Metafor di dalamnya terdapat simile, kiasan, hiperbola, personifikasi, antropomhorpisme dan perntanyaan retroris.
            Di dalam Kitab Ayub dapat dipelajari mengenai penderitaan. Arti dari nama Ayub adalah seorang yang berbalik/bertobat (bahasa Arab), yang dilahirkan/menderita (bahasa Ibrani). Dalam Alkitab nama Ayub disebutkan sampai dengan 62x, 58 diantaranya disebutkan di dalam Kitab Ayub. Dalam pembukaan Kitab Ayub dapat diketahui mengenai kepribadian Ayub; ia merupakan seorang yang saleh dimata Tuhan(Ay.1:1), memiliki berbagai harta kekayaan(Ay.1:3), tinggal di negri Uz (Ay.1:1) dan sebaginya. Terdapat pertanyaan mengenai kebangsaan Ayub, apakah ia orang Israel atau bukan. Ayub adalah seseorang yang tinggal di negri Uz, dan bukan di pelestina sedangan orang Israel tinggal di Palestina (Kanaan); pembagian harta warisan yang tidak lazim, sebab anak-anak perempuannya mendapat bagian milik pusaka sedangkan pada orang Israel hanya laki-laki saja yang mandapat harta warisan; nama dari anak-anaknya serta para sahabatnya tidak pernah dipakai oleh orang Israel. sehingga dapat disimpilkan bahwa Ayub bukanlah orang Israel.
Kitab Ayub dapat dibagi ke dalam tiga bagian: Perdebatan Allah vs Iblis (1-2), Perdebatan Ayub vs Sahabatnya (4-37) dan Jawaban Allah (38-42).
Terdapat tiga pokok penting dalam Kitab Ayub mengenai penderitaan, yaitu:
1.       Kasih Karunia (Fil 1:29; 1 Pet 2:19)
2.      Pengukuman (1 Pet 2:20; Rm 2:9)
3.      Kondisi manusia berdosa (Rm 8:22)
Penderitaan dalam konteks Ayub:
-         Untuk merendahkan diri (22:29; Ul 8:2)
-         Untuk menguji (2:3; Ul 8:2)
-         Untuk mengatur kembali prioritas (42:5-6; Ul 8:3)
-         Untuk mendisiplinkan (5:17; Ul 8:5)
-         Untuk menyiapkan dalam menerima berkat yang akan datang (42:10; Ul 8:7)
Dalam Kitab Ayub, terdapat persepsi tentang penderiaan (yang benar dan yang salah(kesimpulan)).
1.      Penderitaan tidak selalu akibat dosa, penderitaan merupakan sarana yang dipakai Allah dalam mempersiapakan diri menuju berkat yang akan datang.
2.      Bentuk-bentuk penderitaan menycakup seluruh segi kehidupan orang benar: fisik, jiwa/rohani, dan sosial.
Secara fisik Ayub kehilangan seluruh harta bendanya, anak-anaknya, ditimpa penyakit bahkan istrinya meninggalkannya. Secara rohani/sosial ia harus menerima tekanan batin dimana istrinya tidak memberinya semangat malah menjatuhkannya. Secara sosial ia dikucilkan dari masyarakat oleh sebab penyakitnya yang seperti itu.  
Dalam bagian ketiga mengenai perdebatan Ayub dengan sahabatnya, disebutkan bahwa sahabatnya datang bukannya menghiburnya malah menpersalahkannya. Para sahabatnya mengatakan bahwa penderitaan yang dialami Ayub oleh karena dosa dan pengalanggaran yang dibuatnya serta seluruh keluarganya dimana anak-anaknya sering melakukan pesta.
Pada bagian yang ketiga Allah menjawab Ayub, namun jawaban Allah merupakan suatu pertanyaan bagi Ayub. Allah menjawab dengan pertanyaan mengenai penciptaan, mengenai batas-batas lautan, mengenai fajar yang telah ditetapakan waktunya, dan ditutup dengan pernyataan Allah bahwa Tuhan yang mengatur segala sesuatu. Dalam hal ini Allah tidak menjawab alasan mengapa Ayub menderita namun Allah menjelaskan siapa Allah itu. Dengan demikian Allah memberikan pernyataan bahwa Ia tidak mundur dari orang percaya. Jika Allah menjawab mangapa Ayub mederita, ia akan menyalahkan sahabat-sahabatnya. Namun Allah menyatakan siapa diri-Nya sehingga akhirnya Ayub mengetahuinya.
Pada epilog Kitab Ayub, terdapat respon Ayub kepada Allah:
-         Pengakuan Ayub terhadap kuasa Allah
-         Pengakuan akan kebodohannya
-         Pengakuan akan pengalaman
-         Ayub bertobat (pertobatan Ayub bukan karena dosanya, tetapi karena pengenalan akan Allah yang bertambah)
Kitab Mazmur merupakan kitab yang disenangi oleh manusia karena Mazmur merupakan anatomi jiwa. Mazmur memiliki tujuan sebagai doa, nyanyian, untuk mengajar, dan untuk liturgi. Terdapat beberapa klasifikasi dalam kitab Mazmur berdasarkan isi, mood dan strukturnya.
1.      Mazmur pujian/Hymn (33, 68, 96, 100, 103, 105, 111, 113, 117, 134, 135, 145, 149, 150)
2.      Mazmur ratapan/Lament Psalms (2, 22, 42, 12, 17, 54, 109)
3.      Mazmur pengucapan syukur/thanksgiving Pslams (30,34, 66, 92, 116, 118, 138)
4.      Mazmur keyakinan/Trust Psalms (11, 23, 27, 62, 91, 121, 125, 131)
5.      Mazmur peringatan/memoriam Psalms (105, 78, 136)
6.      Mazmur hikmat/Wisdom Pslams (19, 1, 45)
7.      Mazmur raja/Royal psalms (2, 21, 45, 47, 72, 110, 144)
8.      Mazmur mesianis/Mesianic Psalms (22, 16, 8, 69, 110, 45, 34)
Sebagian bersar Mazmur berbentuk ratapan (± 50 Pasal). Dalam Mazmur ratapan, walau pada awalnya terdapat ratapan namun pada baigan akhirnya selalu ditutup dengan pujian. Orang yang meratap adalah orang yang dekat dengan Allah bukan orang yang jauh dari Allah. Ratapan sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu ratapan individu dan ratapan komunitas.
Strukur ratapan:
1.      Alamat Ã  kepada siapa ratapan ini ditujukan
2.      Ratapan Ã  berisi ratapan dengan tiga dimensi yang ada, yaitu:
-         Allah adalah alasan meratap
Ada dua ratapan ketika Allah adalah alasan untuk meratap: ketika berdosa harus bertobat dan ketika diuji harus tahan uji.
-         Aku adalah alasan meratap
-         Musuh adalah alasan meratap
3.      Kayakinan atau pengakuan terhadap kepercayaan terhadap Allah (perbuatan Allah pada masa lalu)
4.      Permohonan
5.      Alasan
6.      Janji/sumpah
7.      Pujian kepada Allah.
Dalam Mazmur Ratapan biasanya pada bagian terakhir menunjukkan keinginan dan janji pemazmur untuk memuji Allah karena mendengar doanya. Dalam Mazmur Ratapan terdapat hubungan dengan Mazmur Pujian, yaitu prolog pada Mazmur pujian merupakan epilog pada Mazmur Ratapan.
Dalam Mazmur Pujian terdapat ajakan untuk memuji Tuhan yang berasal dari diri sendiri dan orang lain, alasan-alasan mengapa memuji Tuhan, dan konklusinya. Konklusi pada Mazmur Pujian identik dengan pendahuluan pada Mazmur Pujian. Relasi antara Pujian dan kematian. Pujian ada karena Tuhan melepaskan dari kematian dan karena di lepaskan dair kematian maka harus memuji Tuhan. Ada kehidupan ada pujian, dan jika tidak ada pujian, ada kematian.
Terdapat alasan-alasan mengapa harus meratap:
1.      Kemarahan Allah adalah respon dari dosa manusia
2.      Penolakan Allah diekspresikan dengan membuangnya
3.      Allah melupakan manusia sebagai alasan karena manusia telah melupakan-Nya
4.      Allah menyembunyikan wajah-Nya karena dosa-dosa (Yer. 59:1-2)
5.      Kematian hadir sebagai alasan untuk Allah campur tangan
Dalam Mazmur Ratapan terdapat musuh-musih yang dimaksud didalamnya:
1.      Orang yang sombong (123:4)
2.      Orang yang tidak mengenal Allah (79:6)
3.      Orang yang merusak bait Allah (79:1-4;74:4-9)
4.      Orang yang menolak Allah (74:10; 79:5)
5.      Orang yang sangat jahat (10:11,13)
6.      Orang yang merencanakan yang jahat (35:20)
Mazmur Kutukan adalah kebanyakan Mazmur Daud (4:11; 6:11; 28:4,5; 31:18,19). Dalam Mazmur 5:11, pemazmur mengutuki karena ia juga (musuhnya) adalah juga musuh Allah dan pemazmur menggunakan nama Tuhan.
Pemahaman mengenai Mazmur Kutukan:
1.      Mengutuki bukan karena ambisi diri sendiri tetapi karena Tuhan
2.      Mengajarkan untuk terus terang tidak basa-basi
3.      Hanya ungkapan dalam bentuk verbal doa dan harapan bukan suatu tindakan nyata
4.      Pembalasan adalah hak milik Tuhan
5.      Disampaikan sebagai representatif Allah, sebagai rasa tanggung jawabnya di hadapan Allah, ia memerintah atas nama Allah
Didikan agar sadar dan bertobat dari kesalahannya. 

Posting Komentar

0 Komentar