Bergantung dan Mengandalkan-Nya

 Penduduk di sebuah wilayah digemparkan akan informasi yang beredar yang mengatakan kalau di puncak bukit ada seorang guru yang mampu memberi jalan keluar tanpa harus mendengarkan masalah lebih dahulu. Beberapa orang panutan di wilayah itu pun berbondong-bondong ke sana untuk bertemu dengan sang guru. Lama kemudian, mereka turun dari bukit dan berkata kepada orang-orang yang bertemu mereka,


“Informasi itu benar! Guru sungguh mampu memberi jalan keluar tanpa harus mendengar lebih dahulu masalah kita!”

Seorang pemuda yang tengah mengalami masalah percintaan pun merasa perlu bertemu sang guru. Dia berangkat pagi-pagi menuju ke sana. Setibanya di sana, dia duduk pada kursi bambu dan menunggu sang guru keluar dari kamarnya. Adapun di rumah sang guru, ketika memandang sekeliling, dia tidak melihat seorang pun di situ kecuali dirinya.

Namun di balik lubang kecil, tanpa ia ketahui, sebetulnya ada sepasang mata yang terus mengawasinya. Mata itu kemudian beranjak menuju kamar rahasia. Di kamar rahasia itulah sang guru tengah bermeditasi. Lalu mata yang tadi, yang ternyata adalah pelayan sang guru, memberitahukan kepada sang guru kalau di luar kamar sudah menunggu seorang pemuda untuk mendengarkan solusi darinya; tetapi sang guru diam saja, karena itu, pelayan tadi kembali mengingatkan, “Keluarlah guru, sebab telah menunggumu sejak tadi seorang pemuda untuk mendengarkan nasehatmu,” namun sang guru tidak juga mau bergerak dari tempatnya bermeditasi kala itu.

Kasihan pada pemuda tadi, pelayan itu pun keluar menemuinya. Tapi begitu bertemu dengan sang pelayan, gemetarlah hati pemuda karena ia mengira bahwa pelayan itulah guru yang namanya begitu marak dibicarakan akhir-akhir ini - dia pun diam dan siap mendengarkan nasehat dari sang guru yang sebenarnya adalah seorang pelayan.

Lalu sang pelayan mulai menasehati, katanya, “Sebaiknya kau jangan menunggunya, karena bagaimanapun, dia tidak memberi kepastian akan penantianmu ini!”

Mendengar itu, sungguh legalah hati si pemuda. Lalu pulang dengan sukacita, dia pun menjawab pertanyaan dari orang-orang yang penasaran akan hasil pertemuannya dengan sang guru.

“Luar biasa!” pujinya. “Guru benar-benar tahu yang aku alami, benar-benar tahu yang aku pikirkan!”

“Bagamana itu terjadi?” tanya salah satu pendengar.

Jawab pemuda itu, “Tanpa mendengar ceritaku, dia sudah tahu kalau aku sedang mengalami masalah percintaan. Karena itu, dia menyuruhku untuk tidak menunggu kekasihku, sebab kekasihku tidak memberiku kepastian!”

Tuhan memang tidak perlu mendengar ceritamu akan masalahmu, sebab Dia sudah melihat sendiri dengan mataNya akan hidupmu, tetapi kau perlu menyatakan masalahmu kepadaNya, supaya Dia mengetahui bahwa kau bergantung hanya kepadaNya.

Dan bila kau sudah menyatakan masalahmu kepada Tuhan, kau harus tunduk di bawah penyelesaianNya. Akan menjadi aneh bila kau telah mempercayakan masalahmu kepada Tuhan, tetapi menuntut penyelesaian akan masalah itu berdasarkan versimu sendiri.

Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. (Yer 10:23)

Posting Komentar

0 Komentar