Roma 13:8, "Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barang siapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat".
Dalam Roma 13:8 mengatakan bahwa "Janganlah kamu berhutang apa-apa...". Apakah orang percaya boleh berhutang? lalu bagaimana dengan ayat tersebut?
Arti berhutang dalam surat Roma menerangkan agar hendaknya janganlah manusia saling berhutang. Namun yang dimaksud disini ialah bukan berhutang dalam arti biasa, namun jangan berhutang jika memang tidak benar-benar perlu. Yang lebih parah ialah jika seseorang yang berhutang memiliki sikap acuh tak acuh dalam membayar hutang itu. Namun jika memang dalam keadaan yang serius bolehlah seseorang berhutang dengan kesadaran akan membayarnya.
Semua orang telah berhutang kepaada sesamanya. Berhutang yang dimaksudkan ialah dalam hal mengasihi. Karena satu-satunya hutang yang dimiliki sesama manusia ialah kasih. Karena kasih merupakan hutang yang tidak dapat dibayar habis. Setiap manusia berhutang kepada anugrah Allah. Sebagaimana Allah telah menyatakan kasih-Nya kepada orang percaya maka haruslah orang-orang percaya juga meneruskan kasih itu kepada mereka yang berada di sekitarnya.
Seperti Allah telah bermurah hati menuntun orang Israel keluar dari tanah mesir yang mana pada waktu itu mereka hanyalah seorang budak. Namun Tuhan membebaskan mereka bahkan Ia memberikan tanah milik pusaka bagi mereka. Tuhan mengharapkan umat-Nya bisa menunjukkan kumurahan yang sama kepada mereka yang miskin. Hidup, mati dan kebangkitan Kristus telah membayar hutang dosa kepada Allah. Orang percaya diberi kesempatan untuk menolong mereka yang membutuhkan dengan hutang yang tidak memperburuk kesulitan mereka bahkan kalau bisa orang percaya bisa memberi apa yang mereka perlukan tanpa berhutang.
Dalam surat Roma 13, Rasul Paulus tidak hanya berbicara mengenai pajak dan juga cukai yang dibebankan pemerintah, namun juga mengenai respek dan rasa hormat terhadap mereka yang berkuasa.
Seseorang Kristen boleh berhutang namun alangkah baiknya jika ia tidak berhutang. Karena Allah yang penuh dengan kasih tidak akan membiarkan anak-anakknya berkekurangan apalagi sampai berhutang. Jika memang sangat mendesak dan penting barulah boleh berhutang asal aja barang yang di hutangnya itu bisa digunakan dengan bijaksana dan dapat dipertanggung jawabkan pembayarannya maka bolehlah ia berhutang jika memang diperlukan.
0 Komentar