Tafsir Keluaran 24:1-18

 

sumber by: pixabay.com


Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Judul Kitab Keluaran dalam bahasa Inggris biasanya disebut exodus. Kitab Keluaran merupakan salah satu dari kelima kitab Musa yang menceritakan tentang proses keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir menuju tanah yang telah dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka, yaitu tanah Kanaan. Kitab Keluaran sendiri ditulis untuk diberikan kepada bangsa Israel.
Bangsa Israel sendiri adalah bangsa yang tegar tengkuk dan walaupun sering kali dihukum oleh Tuhan namun mereka juga tetap sering melanggar hukum-hukum yang diberikan oleh Tuhan, seperti penyembahan berhala, perzinahan, kerakusan dan sebagainya.
Kitab Keluaran bisa disebut dangan kitab hukum karena didalamnya mengisahkan dan menuliskan berbagai hukum-hukum dan peraturan serta janji-janji yang diikat antara Allah dengan bangsa Israel. Kitab Keluaran 24: 1-18 berisi tentang upacara pengikatan janji dan cerita tentang Musa di gunung Sinai.
B.     Rumusan Maslah
Berdasar permasalahan yang ada, adapun rumusan masalah yang terdapat dalam karya ini, yaitu:
1.      Apa tema dari keluaran 24:1-18?
2.      Apa garis besar dari keluaran 24:1-18?
3.      Apa prinsip-prinsip kebenaran dari kitab keluaran 24:1-18?
4.      Bagaimana aplikasi yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dari kitab keluaran 24:1-18?
C.     Tujuan Penulisan
Berdasar permasalahan yang ada, adapun tujuan penulis menulis karya ini, yaitu:
1.      Mengetahui tema dari kitab keluaran 24:1-18.
2.      Mengatahui garis besar kitab keluaran 24:1-18.
3.      Mengetahui prinsip-prinsio kebenaran yang terdapat dalam kitab keluaran 24:1-18.
4.      Dapat menerapkan aplikasi kitab keluaran 24:1-18 dalam kehidupan sehari-hari.
Bab II
                                                 Landasan Teori       
A.  Perjanjian Allah Dengan Bangsa Israel
1.  Tuhan Menampakkan Diri Di Gunung Sinai (19:1-25)
Setelah bangsa Israel berangkat dari Rafidim, sampailah mereka di padang gurun Sinai. Musa mendaki gunung itu untuk menghadap TUHAN dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya.
2.  Kesepuluh Firman (20:1-17)
Kesepuluh firman yang berisi tentang hukum kasih diberikan kepada bangsa Israel sebagai suatu ketetapan dan peraturan yang diberikan TUHAN kepada bangsa itu. Hukum itu berisi 4 hukum kasih kepada TUHAN dan 6 hukum lagi kasih kepada sesama manusia.
3.  Peraturan Tentang Kebaktian (20:22-26)
Peraturan tentang kebaktian dalam mempersembahkan korban kepada TUHAN dengan mendirikan mezbah dari tanah untuk tempat mempersembahkan korban bakaran kepada Allah.
4. Tentang Hak Budak Ibrani (21:1-11)
Seorang budak Ibrani boleh keluar dengan bebas pada tahun yang ketujuh. Ia hanya jika ia masuk seorang diri maka ia juga keluar seorang diri. Jika tunnya memberinya seorang istri, ia tidak boleh membawa istrinya turut beserta. Namun jika ia benar-benar cinta tuanya harus menusuk telinganya dengan penusuk dan dia harus bekerja pada tuannya seumur hidupnya.
5. Peraturan Tentang Jaminan Nyawa Sesama Manusia (21:12-36)
Jika seorang manusia menghilangkan nyawa sesamanya ia harus lari keluar perkemahan untuk berlindung sampai orang yang beriktiar untuk mentut nyawa dari orang tersebut. Jika seseorang memukul seorang kerabatnya sampai tergeletak di tempat tidur, orang itu harus mengganti kerugian yang diderita orang itu.
6. Peraturan Tantang Jaminan Harta Sesama Manusia (22:1-17)
Jika seseorang sengaja mengambil harta sesamanya manuisa ia haris mengembalikannya lima kali lipat. Jika ia meminjam atau menyewa seekor hewan dan hewan itu hilang atau mati, maka ia harus bersumpah dan memberi keterangan kepada pemiliknya bahwa ia tidak mengambilnya, ia bebas dan tidak usah menggantinya. Namun
7. Peraturan Tentang Dosa Yang Keji (22:18-20)
Setiap orang yang melakukan dosa keji harus dilenyapkan dari antara orang Israel. Semua orang harus mempersembahkan korban hanya kepada Allah saja.
8. Peraturan Tentang Orang-Orang Yang Tidak Mampu (22:21-27)
Tolonglah orang yang mengalami kesusahan, dan jika engkau meminjaminya maka janganlah engkau menunut lebihnya dari apa yang telah engkau pinjamkan kepadanya.
9. Berbagai-Bagai Peraturan (22:28-31)
Peraturan yang berkenaan dengan sesama manusia maupun manusia dengan Allah. Manusia diwajibkan untuk mempersembahkan hasil sulung dari kebun, ternak bahkan anak-anaknya, untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Peraturan kekudusan dan baik jasmani maupun Rohani.
10. Peraturan Tentang Hak-Hak Manusia (23:1-13)
Jangan membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Jika sesorang mengetahui ternak saudaranya tersesat haruslah ia menolong hewan itu dan memberikannya kepada pemiliknya. Janganlah seseorang merampas hak orang miskin dan pada tahun yang ketujuh dari hasil ladangnya janganlah dituainya, tetapi biarlah itu menjadi menjadi makanan orang-orang miskin disekitarnya dan menjadi makanan binatang hutan. Dan janganlah menyembah kepada berhala.
11. Peraturan Tentang Kebaktian Dan Hari-Hari Raya (23:14-19)
Tiga kali dalam setahun haruslah bangsa Israel beribadah kepada Tuhan, memelihara hari raya menuai dan tiga kali setahun semua laki-laki harus menghadap Tuhan.

12. Janji Dan Teguran Kepada Israel (23:20-33)
Janji Tuhan untuk menyertai bangsa Israel dengan adanya tiang awan untuk memimpin bangsa itu. Tegoran kepada bangsa Israel untuk tidak menyembah kepada berhala dan harus beribadah hanya kepada Allah, supaya bangsa Israel diberkati.

Bab III
Pambahasan
A.    Tema Keluaran 24: 1-18
Dari pembacaan kitab keluaran 24:1-18 telah didapati garis besar yang telah telah didiskusikan dengan teman sekelas. Dari garis besar tersebutlah didapati tema dari kitab keluran 24:1-18 yang telah disepakati dengan tema “Perjanjian Antara Allah dan Bangsa Israel”.
B.     Gari Besar Keluaran 24: 1-18
1.      Pemberitahuan Segala Peraturan Dan Janji. 24:1-3
Tuhan menghendaki bangsa Israel melakukan segala peraturan yang telah Ia saampaikan lewat perantaraan Musa kepada mereka. Bangsa itu tidak boleh memendekat pada gunung Sinai karena Allah hendak hadir di Gunung Sinai. Hanya Musa, Harun, Nadab, dan Abihu serta para Tua-tua bangsa itu yang diperbolehkan naik ke gunung itu, hanya jangan terlalu dakat dengan hadirat Tuhan. Mereka hanya boleh sujud menyembah dari kejauhan dan hanya Musalah yang diperbolehkan naik untuk bertemu dengan Tuhan.
Setelah bangsa itu mendengar segala peraturan itu, bangsa Israel dengan serentak menjawab; “segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami lakukan” (Kel.24:3).
2.      Upacara Pengikatan Perjanjian. (24:4-11)
Untuk Persiapan upacara pengikatan perjanjian itu, pagi-pagi musa mendirikan mezbah dikaki Gunung Sinai serta disuruhnyalah orang-orang muda bangsa itu untuk mempersembahkan korban bakaran diatas mezbah itu.

3.      Musa di gunung Sinai (24:12-18)
Musa kembali di panggil Allah naik ke atas gungung Sinai untuk menerima dua loh batu yang baru.
C.     Penafsiran Garis Besar
1.      Pemberitahuan Segala Peraturan Dan Janji. 24:1-3
Firman Tuhan kepada Musa agar Musa, Harun, Nadab dan Abihu dan ketujuh puluh orang tua-tua Israel untuk menghadap Tuhan dengan menyembah dari jauh. Karena Allah adalah Maha Kudus, sehingga mereka harus menyembah Dia dari kejauhan (ayat 1). Hanya Musa seorang diri yang boleh naik datang menghadap kepada Tuhan dari dekat, bahkan bertatap muka dengan Tuhan (ayat 2). Setelah musa menghadap Tuhan, ia kembali kepada bangsa itu dan memberitahukan segala firman yang telah dikatakan Tuhan kepada Musa (ayat 3).
2.      Upacara Pengikatan Perjanjian. (24:4-11)
Setelah Musa memperkatakan Firman Tuhan itu, ia menuliskanya (ayat 4). Lalu orang-orang muda dari bangsa itu disuruh untuk mempersembahkan korban bakaran (ayat 5). Darah dari korban itu dikumpuklan kedalam pasu dan sebagian disiramkan ke mezbah itu (ayat 6). Setelah itu Musa mengambil Kitab Perjanjian itu untuk dibacakan supaya bangsa itu mendengar, hal ini dilakukan agar mereka lebih sungguh-sungguh lagi mentaati perjanjian ini, mengingat sebelumnya perjanjian ini telah diberitahukan (ayat 7, bandingkan dengan ayat 3). Musa mengambil darah itu dan menyiramkan kepada bangsa itu, sebagai tanda dari perjanjian itu, karena dengan adanaya darah, perjanjian itu lebih di tegaskan (ayat 8). Setelah itu Musa naik ke gunung itu beserta Harun, Nadab, Abihu, dan ketujuh puluh tua-tua, disana  mereka melihat jejak kaki Tuhan, namun kepada pemuka-pemuka yang naik bersama-sama dengan Musa itu Tuhan tidak mengulurkan tangan-Nya untuk menghukum mereka, tetapi mereka dibiarkan-Nya hidup (ayat 9-11).
3.      Musa di gunung Sinai (24:12-18)
Sesampianya mereka disana, Tuhan berfirman kepada Musa, bahwa Ia akan memberikan loh batu kepadanya yang berisi hukum dan perintah (ayat 12), Loh batu ini merupakan loh batu yang berisi 10 perintah Tuhan atau sepuluh hukum. Menurut pasal dan ayat berikutnya loh batu itu berjumlah dua buah (Keluaran 31:18). Diperkirakan pada loh batu yang satu bertuliskan 4 perintah yaitu perintah kepada Tuhan dan loh batu yang kedua beisikan 6 perintah yaitu perintah untuk sesama manusia. Kedua loh batu itu ditulis dengan jari Tuhan, tangan Tuhanlah yang mengukir batu itu sehingga membentuk suatu tulisan.
Kepada tua-tua itu Musa berkata agar mereka tetap tinggal diantara orang Israel, dan barang siapa yang memeiliki perkara hendaklah ia datang kepada Harun dan Hur untuk menyelesaikan perkara mereka sedangkan ia sendiri yang akan naik menghadap Tuhan (ayat 13-14). Lalu awan mentutupi Musa dan ia tinggal di awan itu selama empat puluh hari empat puluh malam (ayat 18) inilah lamanya Musa dan orang Israel menerima kesepuluh firman.
D.    Perbandingan Penafsiran
1.      Buku Tafsir Kitab Keluaran karya Robet M. Peterson.
Ayat 5. Orang-orang muda melaksanakan tugas ini kerena untuk imam-imam kemudian, Harun dan anak-anaknya belum ditahbiskan.
Ayat 7. Kitab perjanjian, walaupun merujuk pada peraturan-peraturan dalam pasal 20:22-23:33, diyakini pada saat ini Musa juga membacakan kesepuluh hukum juga.
Ayat 10. Melihat Allah yang dimaksudkan bukanlah melihat Allah seperti nats-nats yang lain yang dapat mengakibatkan orang mati karena kemuliaan Allah. Hal ini harus dibedakan dengan ayat-ayat yang lain, karena memandang Allah pada ayat ini tidak membuat mereka mati.
Ayat 11. Pemuka-pemuka disini sama dengan tua-tua. Tidak diulurkan-Nya tangan-Nya : yaitu tidak memusnahkan mereka.
Ayat 12. Loh batu disini dalam bentuk jamak, namun jumlahnya tidak disebutkan.
Ayat 13. lalu naiklah Musa ke atas gunung Allah itu, kalimat ini tidak cocok karena diayat selanjutnya barulah ia naik, dan pada ayat ini dia belum naik. [1]



2.      Buku Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri Life
Untuk upacara pengesahan perjanjian yang tidak biasa ini kita perlu untuk memahami pandangan kita mengenai dosa dan pengampunan Allah adalah hakim yang berkuasa di alam semesata. Dia juga benar-benar Kudus atas segala sesuau, dia mengutuk dosa dan menganggap dosa layak dihukum mati. dalam perjanjian lama Allah menerima kematian hewan sebagai pengganti bagi orang berdosa. Darah hewan yang dikurbankan itu merupakan bukii bahwa satu nyawa telah di berikan untuk mengganti nyawa yang lain. Jadi pada pihak yang satu, darah melambangkan nyawa yang diselamatkan oleh kematian tersebut. tentu saja kematian hewan yang mendatangkan pengampunan dalam PL hanya merupakan ketentuan sementara, sambil menantikan Yesus Krisus (ibrani 9:9; 10:28)
Dalam upacara yang digambarkan disini Musa memercikkan separuh dari darah hewan yang dikurbankan pada mezbah untuk menunjukkan bahwa orang berdosa sekali lagi dapat menghampiri Allah karena sesuatu telah mati. Musa memercikkan separuh lain dari darah itu keatas bangsa Israel untuk menunjukkan bahwa hukum atas dosa mereka telah dibayar dan mereka dapat bersatu kembali degnan Allah. Melalui tindakan simbolis ini janji-janji Allah kepada orang Israel kembali dipertegas, dan pelajaran diberikan kepada kita mengenai kematian atau penebusan mendatang dari Yesus Kristus sebagai kurban.[2]
3.      Buku tafsiran Alkitab Wyclife
A.    Pengesahan perjanjian (24:1-11)
Ayat satu dan dua merupakan bagian terakhir perkataan Tuhan dalam pasal sebelumnya. Allah memberikan berbagai pengarahan kepada Musa mengenai pengesahan perjanjian yang sifatnya berbeda dengan ketetapan-ketetapan yang harus disampaikan kepada seluruh bangsa itu. Hanya Harun, Nadab dan Abihu dan ketujuh puluh tua-tua saja yang boleh menyembah Tuhan dari kejauhan, sedangkan seluruh bangsa itu tidakalah diperbolahkan mereka mendekat ke gunung itu.
Ayat 3. Segala firman… segala peraturan. Bangsa itu tidak hanya dituntut untuk mengetahui apa yang Tuhan tuntut tetapi juga kesediaan mereka untuk melakuknnya.
Ayat 4. Mezbah … dua belas tugu. Mezbah menunjukkan kehadiran Yehovah, yaitu tempat di mana Tuhan hadir untuk memberkatu umat-Nya.
Ayat 5. Orang-orang muda. Mereka bukanlah anak sulung ataupun imam-imam, namun mereka dikhususkan untuk mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan.
Ayat 7. Kitab perjanjian. Kitab yang ditulis oleh Musa yang berisi hukum yang terdapat dalam Keluaran 20:22-23:33.
Ayat 8. Di dalam darah yang dipercikkan ke atas mezbah, kehidupan alamiah dari bangsa itu diserahkan kepada Allah sebagai hidup yang telah melampaui kamatian untuk diliputi oleh kasih karunia-Nya.
Ayat 9-11. Perjamuan perjanjian itu dirayakan oleh Israel melalui wakil-wakil mereka. Melihat Allah Israel, bahwa sebagai suatu wujud penglihatan mengenai Allah dalam bentuk perwujudan tertentu yang dapat ditangkap oleh mata manusia.
B.     Musa naik ke gunung
Ayat 12. Loh batu. Bertuliskan dasa titah (sepuluh hukum)
Ayat 13. Yosua. Mendampingi Musa naik keatas gunung, tetapi tampaknya ia tidak berada disamping Musa ketika Tuhan memberikan hukum-hukum itu.
Ayat 14. Para tua-tua. Tidak hanya harus tujuh puluh orang yang disebutkan dalam Keluaran 24:1. Harun dan Hur ditugaskan untuk menjadi pengatur saat Musa tidak ada.[3]
E.     Hasil perbandingan penafsiran
Ayat 4. Musa meyuruh untuk mendirikan mezabah untuk mempersembahkan korban, karena mezbah melambangkan tempat dimana Tuhan hadir.
Ayat 5. Orang-orang muda dari bangsa itu disuruh untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan karena waktu itu para imam belum diangkat.
Ayat 8. Darah melambangkan penebusan akan dosa-dosa, dan tanpa darah dosa tidak bisa diampuni. Darah juga mempertegas perjanjian ini.
Ayat 12. Loh batu ini merupakan loh batu yang berisi 10 perintah Tuhan atau sepuluh hukum. Menurut pasal dan ayat berikutnya loh batu itu berjumlah dua buah (Keluaran 31:18). Diperkirakan pada loh batu yang satu bertuliskan 4 perintah yaitu perintah Kasih kepada Allah dan pada loh batu yang kedua berisikan 6 perintah untuk mangasihi sesama manusia.
F.      Prinsip-Prinsip Kebenarannya
*      Tuhan adalah Kudus adanya.
*      Firman yang diterima Musa, diberitakan kepada bangsa Israel dan dituliskannya setelah itu dibacakan kembali pada upacara pengikatan perjanjian.
*      Musa menyuruh orang-orang muda untuk mempersembahkan kurban.
*      Walaupun Musa dan orang-orang yang naik ke gunung bersamanya itu melihat Tuhan, namun Tuhan tidak membinasakan mereka.
*      Loh batu diberikan kepada Musa dan bangsa Israel agar mereka mengingat serta melakukan perintah dan ketetapan Tuhan.
*      Sebelum Musa menerima loh batu itu, ia tinggal dalam awan yang menaunginya selama tujuh hari lamanya dan setelah itu Tuhan memanggilnya dan masuk ke dalam awan dimana Allah berhadirat untuk menerima loh batu itu.
*      Musa menerima loh batu itu selama 40 hari 40 malam.
G.    Aplikasi
*      Tuhan adalah Kudus, jadi orang-orang percaya harus menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak Kudus, yaitu dengan hidup menuruti segala firman-Nya dan bisa mengalahkan keinginan daging yang cenderung dapat membawa orang-orang percaya untuk tidak menjadi Kudus.
*      Sebagai orang-orang percaya hendaklah menyisipkan waktu untuk membaca Alkitab setiap hari, seperti Musa yang membacakan kitab perjanjian yang sebenarnya bangsa Israel sudah mengetahui isinya, namun Allah mau agar bangsa Israel selalu mengingat dan melakukan segala perintah-Nya.
*      Sebagai orang-orang percaya, ketika mendengar firman Tuhan haruslah mereka mendengarkannya dengan sungguh-sungguh dan mau menlakukan firman Tuhan itu.




Daftar Pustaka
Wolf, Herbert. 2004. Pengenalan Pentateukh. Malang: Gandum Mas.
Peterson Robet M. 2006. Tafsir Alkitab Kitab Keluaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
          . 2014. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri: Life. Malang: Gandum Mas.
Chares F. Pfeiffer, Everett F. Harrison. 2004. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Malang: Gandum Mas.


[1] Peterson Robet M. Tafsir Alkitab Kitab Keluaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2006. Hal. 331-339.
[2]               . Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri: Life. Malang: Gandum Mas. 2014. Hal. 173-1174.
[3] Chares F. Pfeiffer, Everett F. Harrison. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Malang: Gandum Mas2004. Hal. 215-218.

Posting Komentar

0 Komentar