Pertumbuhan Rohani Nabi Habakuk


 Latar Belakang Nabi Habakuk


      Penulisan kitab Habakuk dilatarbelakangi oleh situasi peperangan, salah satunya bangsa Kasdim (Habakuk 1:6). Bangsa ini berhasil menaklukan bangsa Mesir yang saat itu dibawah pemerintahan Firaun Nekho.
      Habakuk adalah seorang nabi yang menuliskan kitab pada masa pemerintahan Raja Yoyakim. Kitab yang ditulisnya digolongkan sebagai salah satu dari nabi-nabi kecil karena mengingat minimnya data diri atau biografi tentang dirinya. Kitab habakuk merupakan kitab kedelapan dari kedua belas kitab-kitab nabi-nabi kecil.
      Habakuk menulis kitabnya pada masa yang sejaman dengan nabi Yeremia, Zefanya, dan nabi-nabi lainnya. Kitab ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 605-586 SM.
      Nama Habakuk sendiri dalam bahasa Ibrani “chabaq”, yang dapat diartikan sebagai “memeluk” atau dalam bahasa aktifnya berarti “seseorang yang memeluk atau bergantung”. Nama ini cocok dengan kepribadian dan sikapnya yang selalu bergantung dan berserah kepada Allah sebagai penyelamatnya.
      Menurut bel dan naga, salah satu teks apokrifa, Habakuk berasal dari suku lewi. Hal ini dikaitkan dengan biduan bait suci yang dinyanyikannya ( Habakuk 3:1), ia tinggal di Yehuda selama hari-hari terakhir pemerintahan Yehuda (640 – 609 sM) dan pada awal rezim Yoyakim (608-598 sM)

Perumbuhan Rohani Nabi Habakuk
      Habakuk merupakan seorang nabi yang tidak suka dengan penindasan yang dilakukan oleh raja Yoyakim yang menyalah gunakan kekuasaannya. Ia memohon kepada Tuhan agar ketidak adilan di negri itu ditegakkan. (Habakuk 1:1-4)
      Habakuk merupakan seorang nabi yang memiliki relasi yang intim dengan Tuhan. Ia berseru pada Tuhan dan mengadukan segala hal buruk yang menimbulkan ketidak adilan, Tuhan pun mendengarkan pengaduannya dan menjawabnya. Jika hidup seseorang bergaul dengan Tuhan, berbuat benar dan berlaku saleh, maka Tuhan akan berkenan akan dia, mereka akan memiliki hubungan pribadi yang sangat erat dan menyenangkan (Habakuk 2:1)
      Habakuk senantiasa berdoa kepada Tuhan, bahkan dia berdoa dengan meratap. Hal ini yang membuat kedekatannya dengan Tuhan semakin baik lagi. Karena setiap orang yang datang dengan hancur hati, tersungkur di bawah kaki-Nya, Tuhan akan mengindahkan seruan dan permohonannya. Selain Habakuk beribadah kepada Tuhan, ia juga berdoa bagi orang lain, ia dapat menjadi sumber berkat bagi orang lain dengan mendoakan mereka. (Habakuk 3:1). Apalagi hal yang didoakan bukanlah hal menyangkut kepentinngan diri sendiri tetapi hal yang manyangkut kepentingan orang banyak, ia berdoa bagi bangsa dan negaranya. Dari sini dapat dilihat bahwa Habakuk bukanlah seorang yang egois yang mementingkan dirinya sendiri, tetapi ia juga peduli terhadap penderitaan orang lain.
      Habakuk merupakan orang yang suka memuji dan memuliakan nama Tuhan. Selain Habakuk seorang yang mau mendoakan orang lain, ia juga merupakan seorang pemuji Tuhan (Habakuk 3:19). Doa, pujian dan ucapan syukur yang dinaikkan dengan hati yang tulus iklas merupakan dupa yang berbau harum dihadapan Tuhan.
      Pergumulan nabi Habakuk dalam menghadapi berbagai persoalan sangatlah berat, namun ia tetap mengandalkan tuhan dalam segala hal. Inilah yang membuat nabi Habakuk memiliki Keteguhan. Keteguhan nabi Habakuk dalam menghadapi keadaan yang semakin sulit untuk dilalui, namun dengan keteguhannya itu ia menjadi teladan bagi orang-orang percaya. Ia tidak menyerah dalam menghadapi maslah dan persoalan yang datang, tetapi oleh karena masalah itulah ia semakin dikuatkan. Tidak ada sumber sukacita atau penghiburan selain dari pada Allah, karena hanya Dialah yang sanggup membuat dukacita menjadi sukacita.

Sarana Pertumbuhan Rohani

*      Doa (Hababkuk 3:1)

      Doa merupakan salah satu sarana pertumbuhan Rohani yang diberikan Allah kepada umat manusia, agar mereka memiliki kedekatan dengan Tuhan. Secara singkat doa didefinisikan sebagai bercakap-cakap dengan Allah. Nabi Habakuk senantiasa berdoa kepada Tuhan, terlebih lagi menurut jabatannya sebagai seorang nabi Allah. Nabi Habakuk berdoa kepada Tuhan dan mengadukan kejahatan raja Yoyakim yang bertindak dengan sewenang-wenangnya dan memohon keadilan mengapa bangsa Kasdim, bangsa orang yang tidak mengenal Allah harus bangkit melawan orang-orang pilihan Allah. Tetapi Firman Allah, “karena kekerasan bangsa Israel yang membuat Aku membangkitkan orang Kasdim untuk melawan bangsa Israel. Tetapi bangsa Kasdim, Aku sendiri yang akan menghukum mereka.” Hal ini dilakukan oleh Tuhan karena keprihatian-Nya akan kejahatan umat pilihan-Nya (Habakuk 2:7-8).

*      Pujian (Habakuk 3:19)

      Pujian merupakan suatu sarana anugrah Allah yang telah diberikan kepada manusia. Lewat pujiannya, nabi Habakuk melakukan pengagungan kepada Allah. Dengan pujian ini, hubungan nabi Habakuk dengan Allah menjadi lebih dekat lagi. Pujian juga merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan bahagia dan syukur kepada Allah.

*      Penglihatan (Habakuk 1:1)

      Dari penglihatan yang didapat oleh nabi Habakuk, ia dapat bernubuat kepada bangsa-bangsa agar mereka mengetahui apa yang akan terjadi sesudah itu. Tuhan berfirman kepada Nabi Habakuk untuk menuliskan penglihannya itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Penglihatan itu berguna bagi Nabi Habakuk sendiri juga bagi orang lain. Walaupun dalam penglihatan itu ia menyalahkan Tuhan dan berbantah-bantahan dengan-Nya.
      Penglihatan bukanlah hal yang dapat diterima oleh semua orang namun hanya untuk orang-orang pilihan-Nya saja. Karena tidak semua orang dapat mengartikan penglihatan, tetapi hanya dapat diketahui oleh orang-orang beriman saja. Penglihatan ini merupakan suatu jawaban Tuhan atas semua doa dan pertanyaan Nabi Habakuk yang telah dinaikkannya.
      Salah satu penglihatan yang dilihat oleh Nabi Habakuk adalah tentang bumi yang penuh dengan pegetahuan akan kemulian Tuhan, bagaikan air yang menutupi dasar lautan. Hal ini dikaitkan dengan, keadaan suatu saat nanti dimana bumi penuh kemulian nama Tuhan.

*      Firman Tuhan (Habakuk 2:2)

      Nabi Habakuk menuliskan keadaan yang saat itu sedang terjadi pada saat itu dan ia juga menuliskan penglihatan yang ia alami dan firman Tuhan yang ia dengarkan. Supaya orang lain dapat membacanya.



 

Daftar Pustaka

      Lade, Noberthus. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.
      Telnoni, J.A. 2016. Habakuk (Seri Tafsir Alkitab Kontekstual-Oikumeneis). Jakarta: BPK Gunung Mulia.
          . 2014. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri: Life. Malang: Gandum Mas.

Posting Komentar

0 Komentar