HIKMAT DALAM KITAB AMSAL DAN KONTRIBUSINYA BAGI PEMUDA MASA KINI

 

Bab I
Pendahuluan
1.1    Latar Belakang
Dalam kenegaraan pemuda menempati peran yang strategis dari setiap peristiwa, sehingga bisa dikatakan mereka adalah tulang punggung dan generasi penerus bangsa.[1] Walaupun tidak sedikit yang karena terlalu aktif, mereka malah mengkritik dan bahkan melakukan perusakan ketika tidak setuju dengan suatu keputusan yang di ambil oleh pemerintah. Hal itu mereka lakukan karena belum memahami tentang cara menyampaikan pendapat yang baik dan benar. Sehingga mereka melakukan apa yang mereka suka dengan sembarangan.
Masa remaja merupakan suatu kelangsungan hidup dari tarap kehidupan yang harus dilalui manusia. Mengingat hal tersebut, maka pembentukan spiritual bagi anak remajapun sangat penting. Sehingga dalam hal ini peran orang tua dan gereja sangat diperlukan dalam pembinaan kerohanian kaum muda.[2]
Seorang pemuda haruslah sudah memiliki pemikiran yang terbuka dan memikirkan sebab akibat dari suatu hal yang akan diambil sebelum mereka bertindak. Sebagai pemuda yang telah ditebus dan hidup di dalam Kristus, pemuda Kristen haruslah bisa menjadi contoh dan teladan bagi semua pemuda pada umumnya, sehingga ada perbedaan antara pemuda Kristen dan pemuda yang belum percaya Kristus. Pemuda Kristen akan diberkati dan dibuat berhasil segala pekerjaannya, jika mereka melakukan kehendak Tuhan. Walaupun banyak juga pemuda di luar Kristen yang pandai dan berhasil dengan mengandalkan akal mereka dibanding dengan pemuda Kristen. Dalam Amsal 1:7 dikatakan bahwa “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”, awal mula hikmat adalah takut akan Tuhan. Dengan adanya takut akan Tuhan dan hikmat dalam diri seorang anak muda akan membuat hidup mereka menjadi seseorang yang berbeda dengan dunia. Namun dalam dunia sekarang ini, masih banyak anak muda yang seolah-olah tidak memiliki hikmat sebab hak itu tidak nampak dalam kehidupan mereka sehari-hari, dimana seharusnya mereka bisa menjadi teladan ditengah-tengah dunai ini.
Untuk memunculkan generasi muda Kristen yang berbeda dengan dunia diperlukan hikmat yang dari pada Tuhan. Dalam Kitab Amsal terdapat berbagai-bagi hikmat, namun masih terdapat kesalah pahaman mengenai pengertian hikmat yang ada di dalam Kitab Amsal, Sehingga dalam penerapan hikmat disalah artikan juga. Dan hal inilah yang akhirnya mengakibatkan para kaum muda berbuat kesalahan pada masa mudanya dengan melakukan kejahatan. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang hikmat Allah dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa terealisai dan berdampak dengan sesuai.
1.2    Pengertian Hikmat
Kata hikmat berasal dari bahasa Ibrani yang menunjuk pada kata hikmat yaitu “hokmah” (hikmat), “bina” (pengetahuan), “tevuna” (kebijaksanaan) dimana semuanya menunjukkan pada hal praktis konkret bukan sekedar teoritis.[3] Hikmat merupakan konsep yang sangat kaya, hikmat adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup. Hikmat adalah pengetahuan praktis yang menolong seseorang untuk bertindak dan bertutur kata dalam situasi-situasi yang berbeda. Hikmat berkaitan untuk menghindari masalah yang muncul. Hikmat juga terkait dengan mengartikan ucapan dan tulisan orang lain agar sanggup memberikan reaksi yang tepat dengan apa yang orang lain katakan.
Hikmat atau hikmah adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian, atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut.[4]
Hikmat Allah adalah suatu dinamika pada masyarakat Israel kuno yang meliputi tiga dimensi: pribadi, universal, dan kesusastraan. Dimensi pribadi ditandai oleh kategori teologis dan praktis. Dimensi universal berhubungan dengan kategori tertinggi dari teologi, yang menjelaskan hikmat sebagai sifat Allah sendiri. Dimensi kesusastraan hanya merupakaan wahana dari gerakan hikmat yang mengatakan berbagai rumusan dan ajaran dari hikmat bagi keturunan penerus.[5]
Hikmat berbicara bukan seperti seorang ayah kepada yang memberi nasehat kepada anaknya, atau seorang guru mengajar muridnya, tetapi hikmat itu sendiri memberikan pengajaran kepada dunia.[6]
Bentuk sastra dari hikmat, dapat dibagi menjadi dua, yaitu: hikmat dalam bentuk pribahasa dan hikmat spekulatif yang bersifat perenungan atau pikiran. Dalam bentuk pribahasa ucapan singkat dan penuh arti yang menyatakan ketentuan untuk mendapatkan kebahagiaan pribadi dan kesejahterahan atau yang meringkas penalaman dan membuat pengalaman yang tajam mengenai kehidupan. Dalam bentuk perenungan berupa monolog, dialog atau kerangka yang menyelidiki masalah-masalah pokok tentang keberadaan manusia, seperti arti kehidupan dan masalah penderitaan.[7]
1.3    Hikmat Menurut Alkitab
Dalam Alkitab, hikmat dikaitkan dengan raja Salomo yang meminta hikmat Allah untuk menjalankan pemerintahan. Kata hikmat sendiri disebutkan 222 kali dalam Alkitab Ibrani. Dianggap sebagai salah satu sifat baik tertinggi di antara orang-orang Israel bersama-sama dengan kebaikan dan keadilan. Baik Kitab Amsal maupun Kitab Mazmur mendorong pembacanya untuk memperoleh dan meningkatkan hikmat.[8]
Tulisan-tulisan hikmat bersifat meliputi seluruh dunia atau universal. Oleh sebab itu, hikmat di negri Timur Tengah Kuno dan dalam Perjanjian Lama cenderung menekankan keberhasilan dan kesejah terahan pribadi. Tema besar iman bangsa Israel – pembebasan dari Mesir, hubungan perjanjian dengan Allah, ibadah yang resmi, hari Tuhan – kurang memainkan peranan dalam tulisan-tulisan hikmat. Bahkan hampir tidak terdapat keterangan mengenai sejarah Israel. Bagi Israel semua hikmat bersumber dari Allah dan dapat diperoleh manusia hanya karena mereka adalah ciptaan Allah, yang mampu menerima penyataan-Nya. Hikmat yang berdasarkan keahlian atau kecerdasan manusia merupakan anugrah Allah, bagian dari tata ciptaan-Nya. Tetapi, tanpa rasa hormat dan tunduk terhadap Allah, hikmat dapat dihancurkan oleh keangkuhan dan kecongkakan.[9]
Hikmat adalah milik Allah yang utuh dan mutlak, mencakup sempurna, luas dan lengkap dalam setiap aspek kahidupan, mencakup semua kedaulatan dunia serta menggenapi apa yang dipikirkan oleh Allah. Hikmat yang Alkitabiah serta bersifat agamawi dan praktis bersal dari rasa takut akan Allah. Hikmat merupakan wujud dari kemahahadiran Allah dalam dunia dan bekerja melalui setiap manusia yang ada di dunia ini. hikmat merupakan kemahahadiran Tuhan yang menembus alam semesta dan tatanan masyarakat manusia. Hikmat merupakan cara Allah berbicara, yang tertulis dalam alam dan pengalaman manusia.[10]

Bab II
Isi
2.1  Pengertian Hikmat Menurut Kitab Amsal
2.1.1        Pengantar Kitab Amsal
Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya yang berbeda-beda. Amsal dalam bahasa Ibrani “masyal” yang diambil dari akar kata yang berarti ‘menyerupai’ atau ‘dibandingkan dengan’ sehingga dapat diartikan Amsal pada mulanya mungkin merupakan semacam perbandingan.[11]
Kitab Amsal seharusnya berjudul misyle syelomo (Amsal-amsal Salomo), yaitu menurut kata-kata dalam Amsal 1:1a. Kemudian judul itu dipersingkat orang Yahudi menjadi misyle  (Amsal-amsal). Itulah sebabnya dalam bahasa Indonesia kitab ini diberi judul ‘Amsal’. Menurut tradisi Yahudi, sesuai dengan kata-kata yang tercantum dalam Amsal 1:1a, kitab ini ditulis oleh Raja Salomo.[12]
Amsal 1-9 memiliki perbedaan gaya, karakteristik, dan tujuan, bila dibandingkan dengan seluruh Kitab Amsal. Pada Amsal 1-9, pengajaran hikmat itu umumnya disusun dalam bentuk unit yang besar-besar, dan berhubungan satu dengan lain. Lagi pula, pengajaran hikmat dalam Amsal 10-31 bersifat teknis dan praktis, didasarkan kepada pengalaman sehari-hari, berguna untuk mencapai keberhasilan hidup.[13]

2.1.2        Hikmat Menurut Amsal
Dalam Amsal 1:7, dikatakan bahwa “Takut akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuaan...”, dimana ‘takut akan Tuhan’ merupakan sebuah ekspresi yang umum dalam Kitab Mazmur dan di tempat lain, frasa ini dipakai sebanyak empat belas kali dalam Kitab Amsal. Contoh-contoh pemakaiannya terdapat Mazmur 115:11 dan Yesaya 11:2, 3, dimana takut akan Tuhan disebut sebagai ciri khas sang Mesias. Takut seperti itu meliputi rasa kagum dan hormat kepada yang Mahakuasa. Ayub 28:28 pada dasarnya merupakan defenisi ‘takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi’. Amsal 8:13 mengandung arti serupa, ‘takut akan tuhan adalah membenci kejahatan’.
Permulaan pengetahuan bukan berarti yang ‘utama’ atau ‘inti’, seperti yang mungkin ditunjukkan oleh akar kata tersebut dalam bahasa Ibrani, sebab Amsal 9:10 menggunakan sebuah kata yang khusus berarti ‘awal’ atau ‘permulaan’. Sebaliknya, berarti langkah pertama untuk hidup bermoral adalah hubungan manusia dengan Allah. Sedangkan kata ‘orang bodoh’ muncul delapan belas kali dalam kitab Amsal; tujuh kali di tempat lain. Dalam Yesaya 35:8 ‘pandir’ jelas berarti ‘bodoh’ sebagaimana lazimnya dalam bahasa Inggris. Tetapi Kitab Amsal secara khusus memakai ‘orang bodoh’ untuk menunjuk kepada orang berdosa. Versi bahasa Yunani, LXX secara tepat menterjemahkan ‘orang bodoh’ dengan orang yang tidak takut kepada Allah’.[14]
Menurut Kitab Amsal, hikmat/pengetahuan secara singkat dapat dipahami sebagai ketrampilan/skil yang dibutuhkan untuk hidup (mencakup seluruh aspek kehidupan, bukan hanya kognitif). Hikmat pertama-tama bukanlah kemampuan intelektual/kognitif, tetapi kemampuan/ketrampilan untuk menjalani hidup, yaitu seseorang yang dapat menjalani/mengatasi masalah hidupnya.
Pengetahuan dan seluruh kehidupan seseorang disadari atas hubungannya dengan Tuhan. Hubungan dengan Tuhan menghasilkan pengetahuan moral yang dapat menilai apa yang benar (Am. 2:6-22) sehingga dapat ditujukkan sikap yang benar/etika terhadap segala sesuatu. Hubungan yang harmonis dengan Tuhan akan mengakibatkan keseimbangan hubungan manusia dengan sesamanya.
Hubungan takut akan Tuhan dengan pengetahuan: 1)Takut akan Tuhan dalam pengertian positif berarti hubungan dengan Tuhan. 2)Relasi/hubungan yang akrab dengan Tuhan  menjadi sumber pengetahuan. 3)Seseorang yang memiliki pengetahuan pertama-tama adalah berarti seseorang yang memiliki relasi dengan Tuhan bukan hanya sekedar pengetahuan kognitif.
Hikmat memiliki arti yang lebih besar daripada sekedar mengetahui banyak. Hikmat adalah suatu sikap dasar yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan. Dasar dari pengetahuan adalah takut akan Tuhan – memuliakan dan menghormati Allah, hidup dalam kekaguman akan kuasa-Nya, dan mentaati firman-Nya. Iman kepada Allah seharunya merupakan prinsip yang mengendalikan pemahaman tetang dunia, tentang sikap dan tentang tindakan. Percaya kepada Allah, maka akan penuh hikmat.[15]
2.2  Manfaat Hikmat Bagi Kahidupan Orang Percaya
Manfaat dari hikmat bagi orang percaya ialah memberikan umur panjang yang memuaskan, diperkenan Allah dan manusia, reputasi karena keputusan yang baik, sukses, sehat dan kuat, kaya, terhormat, senang, damai sejahtera, perlindungan, kekayaan, kehormatan, keadilan, kebenaran, kehidupan, persetujuan Allah, pembelajaran terus menerus dan pemahaman.[16]
2.2.1        Sebagai Sumber Pengetahuan
Dalam Kitab Amsal 3:1, 11 dan 12, dikatakan bahwa penulis memperingatkan agar pembaca kitab senantiasa mengingat ajaran dan didikan yang telah diajarkan kepadanya. Sebab dari pengajaran yang telah disampaikan ia akan beroleh pengertian dan pengetahuan. Jika di bandingkan dengan Amsal 1:7 jelaslah hal ini bahwa sumber pengetahuan ialah takut akan Tuhan. Pengetahuan yang diperoleh akan memberikan pengertian yang benar tentang takut akan Tuhan dan setiap orang yang membenci pengetahuan secara langsung akan memiliki sikap takut akan Tuhan.
Dalam Alkitab pengetahuan bukanlah sekedar pemahaman intelektual namun mencakup hubungan personal. Bangsa Israel memiliki pengetahuan tentang Allah yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.[17] pengetahuan sejati hanya didapatkan manusia ketika manusia memiliki rasa takut akan Tuhan, karena Tuhan itu sendiri adalah sumber pengetahuan sejati yang diperlukan oleh setiap manusia. Untuk itu manusia perlu mengenal Allah dengan benar, sehingga melalui pengenalain akan Allah itu pengetahuan yang sejati akan ditambahkan kepadanya.
2.2.2        Sebagai Sumber Berkat
Hikmat pengetahuan dan pengenalan akan Allah akan membuat manusia memiliki umur yang panjang, sebab orang hidup sesuai ketepan Allah akan dikaruniakan umur yang panjang dan sejahterah. Selain itu kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia akan mengikuti dengan adanya hikmat. Terdapat beberapa anggapan bahwa orang yang tidak mendapatkan berkat ini adalah orang yang kurang berhikmat, namun pada kenyataannya hal ini belumlah bisa dipastikan dengan pasti. Sebab, seringkali dosa menghalangi manusia memperoleh berkat ini. Dalam dunia yang sempurna, perilaku bijak dan hidup penuh hikmat akan selalu mendatangkan berkat-berkat, walau tidak selalu sebab dosa-dosa manusia. Akan tetepi ketika Yesus datang dan memulihkan kerajaan-Nya, berkat itu akan sampai. Dan setiap orang percaya harus yakin bahwa hikmat pada akhrinya membawa berkat.[18]
2.2.3        Sebagai Sumber Kehidupan
Hikmat menjadi penuntun dalam kehidupan sehingga setiap orang yang berpegang padanya akan memperoleh kebahagiaan. Manusia yang bersandar pada-Nya akan memiliki hidup karena Tuhan itu sendiri adala sumber kehidupan manusia. Untuk menemukan tujuan hidup haruslah melihat pada Firman Allah, hikmat Allah dan harus membangun kehdiupan diatas kebenaran-kebenaran kekal.[19]
2.2.4        Sebagai Suatu harta Yang Tak Ternilai
Hikmat mendahului kepadaian dan keuntungan yang diperoleh dari pada hikmat melabihi harta benda apapun, sebab tidak ada yang dapat menyamainya. Hikmat memberikan pembinaan tentang kemasyarakatan yang baik. Citra manusia yang realistis dan kesadaran akan batas-batas hikmat itu sendiri, dapat disebut sebagai yang terpenting di antara – suatu sumbangan umat Israel yang tidak ternilai harganya.[20]

Bab III
Pembahasan
3.1  Kontribusi Hikmat Bagi Kaum Muda Masa Kini
Dalam kehidupan orang percaya, hikmat mampu membimbing seorang muda untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang sia-sia yang hanya dilakukan untuk memuaskan keinginan semata. Memberikan pengajaran  yang menyangkut etika, sopan santun dan larangan keras terhadap seksual sebelum pernikahan. Hikmat juga memberikan pemahaan akan kebenaran, keadilan, kejujuran, kebaikan, kelemah lembutan dan sebagainya. Yang dapat membuat seserorang semakin tunduk akan perintah Tuhan dan tidak lagi menyimpang dari jalan Tuhan.
Hikmat juga memberikan pengenalan akan Tuhan dengan sungguh-sungguh, sebab dengan hikmat seseorang akan memiliki rasa takut akan Tuhan dan akan mengenal Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Pengenalan akan Tuhan juga akan membuat seseorang menjadikan Tuhan sebagai sandaran hidupnya. Bersandar pada Tuhan berarti mengenal Dia melalui firman-Nya, doa, dan melalui nasehat orang lain.[21] Orang Kristen yang sungguh-sungguh bersandar pada Tuhan akan sehat dan bijaksana. Amsal juga berkata bahwa orang yang bijak akan mewarisi kehormatan. Kepercayaan yang juga meliputi kepercayaan kepada Allah, mengakui Dia dalam segala bidang kehidupan, dan takut akan Dia.[22]
Berjalan dengan jujur merupakan sebuah bukti ketaatan, tetapi mengikuti jalan yang sesat adalah bukti ketidak taatan kepada Tuhan.[23] Menjauhi kejahatan dan memiliki hati yang benar merupakaan kontribusi hikmat dalam hidup kaum muda. Dimana hikmat tersebut membuat hubungan mereka semakin dekat dengan Tuhan sehingga pemahaman mereka akan hidup menjadi lebih terbuka sehingga mereka tidak lagi melakukan kejahatan dan tidak melakukan dosa, melainkan mereka akan melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Sebab kejahatan merupakan tindakan pemberontakan terhadap Tuhan, namun jika mereka memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, mereka tidak akan menentang terhadap perintahnya.

Bab IV
Penutup
4.1  Kesimpulan
Hikmat adalah pengetahuan praktis yang menolong seseorang untuk beritndak dan bertutur kata dalam situasi-situasi yang berbeda. Hikmat adalah milik Allah yang utuh dan mutlak, mencakup sempurna, luas dan lengkap dalam kehidupan, mencakup semua kedaulatan dunia serta menggenapi apa yang dipikirkan oleh Allah. Hikmat dalam Kitab Amsal dipahami sebagai keterampilan atau skil dalam menjalani hidup, dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan.
Setiap orang percaya harusah bisa menjadi teladan dalam kehidupannya dan tidak menjadi serupa dengan dunia. Hikmat bukan sekedar intelektual atau kognitif, namun berdampak pada kehidupan sehari-hari. Hikmat lebih berbicara mengenai hubungan atau relasi seseorang dengan Tuhan. Dengan hikmat seorang muda dapat memperoleh pengetahuan, berkat, hidup serta harta yang tak ternilai. Hikmat memberikan pemahaman akan kebenaran, keadilan, kejujuran, kebaikan, kelemah lembutanm pengenalan akan Tuhan, bersandar pada Tuhan, ketaatan, serta menjauhi kejahatan.
Hikmat membimbing kehidupan kaum muda sehingga mereka menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan. Seluruh kehidupannya didasarkan rasa takut akan Tuhan yang berdasarkan hubungan bukan karena takut akan hukuman atas dosa-dosa.








Daftar Pustaka
Yohanes S. Widada dkk. 2008. Revolusi Politik Kaum Muda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Bullock, C. Hassell. 2003. Kitab-kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas.
Alden, Robert L. 2011. Tafsir Praktis Kitab Amsal. Malang: Literatur SAAT.
Sinulingga, Risnawati. 2007. Tafsir Kitab Amsal. Jakarta: Gunung Mulia.
Roswita Ndraha dan Julianto Simanjutak. 2009. 9 Masalah Utama Remaja. Jakarta: Yayasan Peduli Konseling Indonesia.
Tremper Longman III. 2007. Hikmat dan Hidup Sukses. Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab
laSor, W.S., Et.al. 2007. Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sinulingga, Risnawaty. 2007. Tafsir Alkitab: Kitab Amsal 1-9. Jakarta: Gunung Mulia.
Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison. 2005. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Malang: Gangum Mas.
Wikipedia/hikmat diakses pada hari selasa, 5 november 2019 pukul 08:05.
            ___. Alkitab Penuntun Seri Life. Malang: Gandum Mas.
            W.R.F. 2007. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Strong, Jemes. 1990. The Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible. America: Thomas Nelson Publishers.
                Barth, Christoph. 2005. Teologia Perjanjian Lama 3. Jakarta: Gunung Mulia.
____. 1976. Tafsir Alkitab Masa Kini 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia.



[1] Yohanes S. Widada dkk., Revolusi Politik Kaum Muda. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),  1.
[2] Roswita Ndraha dan Julianto Simanjutak, 9 Masalah Utama Remaja. (Jakarta: Yayasan Peduli Konseling Indonesia, 2009), Viii.
[3] Tremper Longman III, Hikmat dan Hidup Sukses. (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2007), 5.
[4] Wikipedia/hikmat diakses pada hari selasa, 5 november 2019 pukul 08:05.
[5] C. Hassell Bullock, Kitab-kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2003), 25.
[6] Robert L. Alden, Tafsir Praktis Kitab Amsal. (Malang: Literatur SAAT, 2011), 87.
[7] laSor, W.S., Et.al, Pengantar Perjanjian Lama 2. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 72
[8] Wikipedia/hikmat diakses pada hari selasa 19 November 2019 pada pukul 15:52.
[9] Ibid., 85-86.
[10] C. Hassell Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2003), 30.
[11] Ibid., 89.
[12] Risnawaty Sinulingga, Tafsir Alkitab: Kitab Amsal 1-9. (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), 1.
[13] Ibid., 3.
[14] Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe. (Malang: Gangum Mas, 2005), 295-296.
[15] Alkitab Penuntun Seri Life. (Malang: Gandum Mas),1236.
[16] Ibid., 1243.
[17] W.R.F. Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 330.
[18] Ibid., 1242.
[19] Jemes Strong, The Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible (America: Thomas Nelson Publishers, 1990), 49.
[20] Christoph Barth, Teologia Perjanjian Lama 3. (Jakarta: Gunung Mulia, 2005), 54
[21] Robert Alden, Perilaku Yang Bijaksana: Tafsiran Amsal Salomo (Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1991), 16.
[22] Tafsir Alkitab Masa Kini 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1976), 30.
[23] Robert Alden, Perilaku Yang Bijaksana: Tafsiran Amsal Salomo (Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1991), 79.

Posting Komentar

0 Komentar